PBNU Sepakat Pidato Prabowo yang Ajak Bersatu Dukung Kemerdekaan Palestina
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi sepakat dengan pidato Prabowo Subianto soal kurangnya solidaritas negara-negara muslim. Gus Fahrur menyebut negara-negara di timur tengah, atau Arab, cenderung egois.
Awalnya, Fahrur menyinggung soal bantuan kemanusiaan ke Palestina tidak menyelesaikan masalah. Baginya, Palestina memerlukan bantuan negara-negara lain, khususnya negara muslim, untuk merdeka.
"Kita sepakat sepenuhnya terhadap statemen presiden, bahwa negara Arab muslim harus bersatu untuk mendukung kemerdekaan Palestina secara konsekuen. Apa artinya sekedar bantuan kemanusiaan jika akar masalah penjajahan Israel ke Palestina masih berjalan atas dukungan negara AS dan sekutunya," ujarnya, Minggu (22/12/2024).
Diketahui, beberapa resolusi PBB untuk perdamaian Palestina tidak berjalan karena ada veto dari Amerika Serikat. Menurut Fahrus, negara muslim dan Arab tidak kompak dan cenderung terpecah menyikapi soal Palestina itu.
"Sudah berapa resolusi PBB tidak mempan karena veto AS dan sikap negara-nera Arab tidak kompak, egois, dan mudah dipecah belah," katanya.
"Bahwa mereka lebih peduli terhadap keselamatan negeri mereka sendiri-sendiri, karena negara yang punya senjata dan menjadi ancaman bagi Israel akan mengalami gangguan keamanan dari berbagai arah," ujarnya.
Menurut Fahrus, semua pihak sudah mengetahui soal negara-negara muslim tidak kompak. Namun, tak ada orang yang berani mengungkapkan di forum Internasional.
"Semua sudah tahu tapi tidak berani tegas menyuarakannya," katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyerukan pentingnya persatuan dan kerja sama antarnegara Muslim. Prabowo menyoroti lemahnya solidaritas antarnegara Muslim pada sejumlah isu, seperti perdamaian dan kemanusiaan.
"Kita harus melihat realitas dari situasi ini. Kita selalu menyatakan dukungan untuk Palestina, Suriah, tapi dukungan yang seperti apa?" ucap Prabowo dalam pidatonya pada sesi khusus Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, sebagaimana dikutip dari siaran pers Setpres, Jumat (20/12/2024).
Prabowo mengatakan sejumlah negara mengeluarkan pernyataan dukungan dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara lain. Namun, menurutnya, hal tersebut tidak diimbangi dengan langkah nyata untuk menciptakan perubahan.
"Ketika saudara kita kesusahan, kita memberikan pernyataan dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Maaf ini opini saya, tapi mari kita lihat realitasnya. Kita harus bekerja sama, menyamakan suara, dan tidak terpecah belah," tegasnya.
Prabowo juga mengkritik strategi devide et impera yang masih melemahkan solidaritas negara-negara Muslim. Dia menyebut konflik internal di beberapa negara Muslim menjadi contoh nyata adanya konflik internal di antara sesama.
"Kapan ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu Palestina kalau kita saling bermusuhan antarsesama? Mari kita jujur kepada rakyat kita," katanya.
Simak juga Video ‘Heboh Erdogan Disebut Walk Out Saat Prabowo Pidato di KTT D-8’
[Gambas Video 20detik]