PDI-P: Pertemuan Megawati-Prabowo Jangan Diartikan Mau Koalisi
JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Aria Bima meminta publik tak menyimpulkan pertemuan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto nantinya adalah sinyal untuk berkoalisi.
Pertemuan tersebut, kata Aria, menegaskan bahwa Megawati secara prinsip tidak masalah pribadi dengan Prabowo.
"Cuma pertemuan kedua beliau, saya menangkap jangan dikerangkakan, jangan dikerangkakan dalam kerangka mau koalisi," kata Aria di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (12/1/2025).
Aria menegaskan, Megawati dan Prabowo bersahabat. Keduanya juga sama-sama seorang pemimpin partai politik.
Mereka disebut tidak memiliki persoalan pribadi, terlebih keduanya juga sama-sama berhasil membawa partainya memenangkan Pemilu 2024.
"Mereka bersahabat antartokoh. Seorang Ibu Mega yang ketua umum PDI Perjuangan yang menang Pileg, Pak Prabowo ketua umum Gerindra yang menang Pilpres. Tidak ada persoalan, bahkan tidak bermusuhan, bahkan bersahabat dengan diplomasi nasi goreng," jelas Wakil Ketua Komisi II DPR ini.
Oleh sebab itu, Aria mengajak semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada Megawati dan Prabowo bertemu, tanpa dikaitkan dengan sikap politik partai.
Terlebih, menurutnya, pertemuan itu adalah hal positif dan diyakini akan menghasilkan sesuatu yang baik untuk bangsa.
"Menurut saya, saya yakin pasti (Megawati-Prabowo) akan ketemu. Kalau pertemuan itu terjadi, maka ada pertalian batin dan pertalian pikiran antara Ibu Mega dan Pak Prabowo," kata Aria.
"Pak Prabowo akan mengerti posisi Ibu Mega yang juga mengusung calon Presiden Pak Ganjar dan Pak Mahfud yang kalah dengan Pak Prabowo. Kemudian Pak Prabowo akan memahami itu, Ibu Mega pun akan memahami," imbuh dia.
Sebagai informasi, pada 2024, Megawati dan Prabowo dikabarkan bakal bertemu setelah Pilpres 2024 selesai digelar.
Namun, hingga Prabowo dilantik menjadi Presiden ke-8 RI, wacana pertemuan itu timbul-tenggelam.
Terkini, Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah mengatakan bahwa Megawati mengutus dirinya untuk menemui petinggi Gerindra, Sekjen Ahmad Muzani, guna menyampaikan posisi politik PDI-P di pemerintahan.
Megawati sendiri, dalam pidato politiknya di HUT ke-52 PDI-P menyebut pertemuan secara fisik dengan Prabowo tidak harus dilakukan.
Ia mengaku bisa mengirim orang untuk bertemu Prabowo.
"Kalau aku perlu situ (Prabowo) kan ya enggak perlu ketemu to, aku bisa kok ngirim orang dan sampai (orang yang diutus Mega). Gitu lho. Itu apa namanya, strategi politik. Ngono wae kok ora iso. Mikir. Hehe," ungkap Megawati di aula Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1/2025).