PDIP Bogor Copot Spanduk Provokatif Megawati, Sebut Itu Upaya Ganggu Kongres
BOGOR, KOMPAS.com - Sebuah spanduk bertuliskan “Megawati Ketum Ilegal” ditemukan terpasang di dinding samping Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) pada Rabu (18/12/2024).
Spanduk tersebut langsung dicopot oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-Perjuangan Kota Bogor karena dianggap sebagai upaya provokasi yang bertujuan merusak soliditas partai menjelang Kongres 2025.
“Sepertinya dipasang malam-malam, lalu menghilang. Ini adalah upaya pengecut yang ingin mengganggu kongres partai 2025 dan mengadu domba internal,” ujar Dadang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/12/2024).
Spanduk berwarna hitam berukuran sekitar 3x3 meter itu menampilkan gambar Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dengan ekspresi wajah sedih.
Selain itu, terdapat simbol banteng dengan tulisan “Banteng Nangis, Takut Virus”.
Spanduk tersebut juga menuduh Megawati melanggar AD/ART partai dan UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik.
Menurut Dadang, spanduk itu dipasang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan diduga dilakukan secara sembunyi-sembunyi pada malam hari.
Ia menilai tindakan tersebut adalah bentuk provokasi yang dirancang untuk memicu konflik internal di tubuh partai.
Ia memastikan bahwa pengurus dan kader PDI-Perjuangan Kota Bogor tetap solid dan tidak akan terpengaruh oleh provokasi semacam ini.
“Seluruh pengurus partai dan kader PDI-Perjuangan Kota Bogor menolak provokasi yang bertujuan memecah belah partai. Kami tetap fatsun dan setia kepada Ketua Umum, Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujar Dadang.
DPC PDI-Perjuangan Kota Bogor mengimbau seluruh kader untuk tetap waspada terhadap berbagai upaya provokatif yang mungkin muncul menjelang agenda politik besar seperti kongres.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi, karena semua kader saya instruksikan supaya mengawasi wilayahnya. Saya sarankan jangan coba-coba lagi berani pasang itu (spanduk) di Kota Bogor,” ucap Dadang.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri disebut telah mengeluarkan instruksi agar seluruh kader siaga satu menghadapi upaya pihak luar untuk mengacak-acak internal partai.
Ketua DPP PDI-P Deddy Sitorus menjelaskan, instruksi itu disampaikan setelah seluruh pengurus partai mengendus adanya upaya menyerang PDI-P menjelang kongres pada 2025 mendatang.
Upaya itu disebut Deddy dilakukan secara terorganisir dengan memunculkan isu bahwa PDI-P dan kepengurusan Megawati adalah Ilegal.
Sebab, salah satu agenda Kongres PDI-P pada 2025 adalah pemilihan Ketua Umum Partai untuk periode selanjutnya.
"Diserukan kepada seluruh jajaran partai agar bersiap siaga untuk melawan berbagai bentuk upaya untuk menyerang PDI Perjuangan, dalam bahasa Ibu Megawati mengaut-autkan, kira-kira seperti itu, mengacak-acak PDI Perjuangan," ujar Deddy saat konferensi pers, Kamis (19/12/2024) malam.
Deddy mengungkapkan, isu yang menyudutkan PDI-P di bawah kepengurusan Megawati tersebut dimunculkan lewat pemasangan spanduk di sejumlah titik di Jakarta.
"Kami melihat bahwa bertebaran spanduk ini dan kemudian adanya beberapa indikasi pengerahan buzzer-buzzer dan informasi-informasi sesat tentang PDI Perjuangan," kata Deddy.
Ketua DPP PDI-P Ronny Talapessy menambahkan, Megawati menyerukan kepada seluruh kader partai agar menerapkan sistem “siaga satu” di internal, sebagai upaya mempertahankan kedaulatan partai.
“Dengan beredarnya baliho dan spanduk yang sifatnya menghasut telah menciptakan kondisi siaga-1 di internal PDI Perjuangan untuk memberikan reaksi terhadap adanya upaya ‘mengawut-awut’ PDI Perjuangan menjelang Kongres PDI Perjuangan sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri,” pungkasnya.