PDIP Minta Pemprov DKI Percepat Keruk Kali Cegah Banjir Besar 2020 Terulang
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mewanti-wanti skenario terburuk banjir besar pada 2020 di Jakarta terulang. Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PDIP Dwi Rio Sambodo meminta Pemprov Jakarta segera mempercepat pengerukan kali.
"Maka bagian terpenting dari masalah penanggulangan banjir sudah pasti mempercepat dan meningkatkan kegiatan pengerukan kali-kali, supaya sedimentasi bisa diminimalisir," kata Dwi Rio kepada wartawan, Rabu (4/12/2024).
Dwi mengatakan pembersihan got dan saluran air di Jakarta harus dilakukan secara berkala. Hal ini, kata Dwi, penting untuk mencegah banjir gara-gara saluran air mampet.
"Melakukan pemeriksaan dan pembersihan berkala got dan saluran air baik di jalan raya maupun jalan lingkungan khususnya di wilayah rawan banjir," katanya.
Dia meminta Pemprov Jakarta mempersiapkan mesin pompa air di daerah rawan banjir. Dia mengatakan penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh.
"Persiapkan mesin mesin pompa air untuk mempercepat surutnya air bila terjadi banjir. Intisari penanganannya harus komprehensif atau menyeluruh, integral atau menyatu dan holistik atau utuh," tuturnya.
Anggota DPRD Jakarta Fraksi NasDem Wibi Andrino juga meminta Pemprov Jakarta memastikan seluruh saluran air, sungai, hingga waduk berfungsi maksimal. Dia mengatakan hal itu dapat mencegah banjir besar terjadi.
"Pemprov harus memastikan seluruh saluran drainase, sungai, dan waduk sudah berfungsi maksimal," kata Wibi.
Wibi mengatakan normalisasi sungai dan pengangkatan sedimen harus dilakukan rutin, apalagi saat musim hujan. Dia menyebut Pemprov Jakarta bisa bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk menuntaskan infrastruktur pengendalian banjir.
"Normalisasi sungai dan pengangkatan sedimen di saluran air perlu dilakukan secara rutin untuk mengantisipasi luapan air yang besar," ujarnya.
Wibi mengatakan Pemprov Jakarta dan BMKG juga harus memastikan sistem peringatan dini banjir bekerja dengan baik. Dia mengatakan peringatan dini penting agar warga bisa mengevakuasi diri sebelum banjir datang.
"BMKG dan Pemprov harus memastikan sistem peringatan dini kepada masyarakat terkait curah hujan ekstrem dan potensi banjir bekerja dengan baik. Informasi yang cepat dan akurat akan membantu masyarakat bersiap-siap lebih dini," tuturnya.
"Pemerintah harus aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah antisipasi menghadapi banjir, seperti evakuasi dan penyediaan perlengkapan darurat," sambungnya.
Simak juga Video Waspada! BMKG Ungkap Kemungkinan Banjir Jakarta 2020 Terulang Lagi
[Gambas Video 20detik]
Baca halaman selanjutnya»
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya mewanti-wanti terulangnya banjir besar Jakarta yang pernah terjadi saat awal 2020. Dwikorita menjelaskan saat ini wilayah Sumatera dan Jawa memasuki musim hujan dan menuju puncak musim hujan pada akhir Desember.
Hal itu dikatakan Dwikorita saat memaparkan musim dan cuaca selama periode liburan Natal dan tahun baru 2025 rapat bersama Komisi V DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12). Dwikorita menjelaskan periode akhir tahun hingga awal 2025 akan terjadi dua fenomena sekaligus, yaitu musim hujan disertai fenomena La Nina yang membuat curah hujan meningkat hingga 20% dari normal.
Dia mengatakan fenomena itu bisa berdampak pada skenario terburuk curah hujan yang ekstrem hingga banjir bandang seperti yang pernah terjadi di Jabodetabek pada tahun baru 2020. Sementara itu, menurut dia, skenario paling ringan yang diprediksi ialah seruak angin lebih kencang dari normalnya.
"Kemudian saat landing ke Indonesia bagian barat, yaitu Jawa Barat, Lampung, Banten, DKI, ini peristiwanya mirip, kalau skenario terburuk, doa kami tidak akan, tapi skenario terburuk itu meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem. Contoh yang sudah terjadi di tahun 2020 di Januari kondisi terparah adalah Jabodetabek banjir saat itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi," ujar Dwikorita.
Simak juga Video Waspada! BMKG Ungkap Kemungkinan Banjir Jakarta 2020 Terulang Lagi
[Gambas Video 20detik]