Pembukaan Pintu Bendungan PLTA Koto Panjang Bikin Cemas Petani Keramba Apung

Pembukaan Pintu Bendungan PLTA Koto Panjang Bikin Cemas Petani Keramba Apung

PEKANBARU, KOMPAS.com – Pembukaan pintu bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (15/1/2025), membuat petani keramba apung cemas.

Debit air waduk yang terus bertambah akibat musim hujan menjadi alasan utama pembukaan bendungan, yang berdampak pada naiknya permukaan air Sungai Kampar di hilir.

Kondisi ini memaksa para petani keramba di Desa Alam Panjang, Kecamatan Rumbio Jaya, Kampar, untuk terus memantau usaha budidaya ikan mereka.

"Ya, tentu kami merasa khawatir dan cemas. Karena saat ini debit air Sungai Kampar menjadi naik," ujar Ujang (33), salah satu pemilik keramba apung, saat diwawancarai di lokasi kerambanya, Rabu.

Ujang memiliki enam keramba apung yang berisi ikan lomak dan ikan baung. Pembukaan pintu bendungan membuatnya tak bisa tenang di rumah, sehingga ia harus bolak-balik memantau kondisi keramba.

"Siang malam kami pantau kondisi air. Kalau air sudah naik, kami betulkan tali pengikat keramba," kata Ujang.

Dia juga mengaku sering kali harus turun ke keramba pada tengah malam untuk memastikan kondisi aman.

"Takut air sungai pasang. Apalagi di sini kalau air naik arusnya deras, jadi takut keramba hanyut. Selain itu, kami juga mengantisipasi kayu-kayu hanyut yang bisa menabrak keramba dan menyebabkan kerusakan," ujarnya.

Salah satu keramba milik warga bahkan pecah saat dipindahkan ke tepi sungai akibat derasnya arus.

"Waktu itu air mulai pasang, jadi keramba ditarik ke tepi. Saat ditarik, ada satu keramba warga yang pecah karena kondisinya juga sudah lapuk. Banyak ikannya yang lepas," kata Ujang.

Menurutnya, di desanya terdapat sekitar 1.000 keramba apung milik warga. Meski masa panen masih jauh, para petani tetap waspada agar keramba mereka tidak hanyut dan mengalami kerugian besar.

"Kami tetap waspada supaya keramba tidak hanyut," ujar Ujang.

Sumber