Pemerintah Aceh Timur Minta IOM dan UNHCR Cari Penampungan Rohingya
ACEH TIMUR, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, meminta agar organisasi International Organization for Migration (IOM) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) segera menentukan lokasi penampungan permanen untuk 90 pengungsi Rohingya yang baru saja mendarat di daerah tersebut.
Saat ini, mereka ditampung sementara di Lapangan Bola Kaki di Desa Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur.
“Untuk sementara, Pemerintah Aceh Timur mengizinkan mereka ditampung di lokasi saat ini. Namun, dalam jangka panjang, hal ini tidak memungkinkan. Karena di Aceh Timur tidak ada lokasi penampungan yang dapat digunakan dalam waktu lama,” ungkap Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, Muntasir Ramli, saat dihubungi pada Senin (4/11/2024).
Muntasir juga menjelaskan bahwa pemerintah daerah sedang berkomunikasi dengan IOM dan UNHCR untuk mempercepat proses pemindahan.
“Kami harap segera ada keputusan mengenai kemana mereka akan dipindahkan oleh organisasi internasional yang menangani pengungsi ini,” tambahnya.
Dalam hal kesehatan, Muntasir menyatakan bahwa pengobatan untuk para pengungsi telah ditangani oleh tim dokter dari Dinas Kesehatan Aceh Timur.
Mayoritas pengungsi mengalami kelelahan dan dehidrasi, namun kini kondisi mereka sudah membaik.
Sebelumnya dilaporkan bahwa 90 pengungsi Rohingya tiba di Desa Asan, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, setelah diantar oleh sebuah kapal.
Dalam insiden tersebut, enam orang dilaporkan meninggal dunia dan telah dimakamkan.
Setelah mengantar para pengungsi, kapal tersebut pergi, dan saat ini polisi tengah menyelidiki jaringan perdagangan manusia yang terlibat dalam pengangkutan warga Rohingya tersebut.