Pemerintah Siapkan Tempat Tinggal Sementara untuk Korban Kebakaran Kemayoran

Pemerintah Siapkan Tempat Tinggal Sementara untuk Korban Kebakaran Kemayoran

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno mengatakan bahwa korban terdampak kebakaran permukiman padat penduduk Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, akan dipindah ke tempat tinggal sementara.

Pratikno menyebut bahwa mereka akan diberikan rumah singgah sementara.

Hal tersebut disampaikan Pratikno usai menggelar rapat bersama Menteri PPPA Arifah Fauzi hingga Wamen Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (12/12/2024).

"Tadi kita juga rapatkan, kita bahas bagaimana untuk memberikan tempat tinggal, minimal tempat tinggal sementara. Pak Fahri, Pak Wamen PKP telah tegas usulkan mengenai rumah singgah bagi para korban terdampak," ujar Pratikno.

Pratikno mengatakan, Kementerian PKP, Kementerian PU, hingga Pemprov DKI Jakarta akan meninjau ke lapangan untuk mengecek rusun yang tersedia untuk dijadikan rumah singgah.

Sembari menempatkan korban di rumah singgah, kata Pratikno, pemerintah akan memikirkan solusi lebih lanjut.

"Jadi dengan kecepatan pindah ke rumah singgah ini, kita harapkan risiko-risiko lebih lanjut untuk kehidupan warga tidak bermasalah terlalu lama. Dan kemudian setelah itu, step selanjutnya, pada pertemuan berikutnya kita akan pikirkan solusi yang lebih permanen," tuturnya.

Menurut Pratikno, dalam kebakaran di Kemayoran ini, terdapat 197 bangunan yang terbakar, 594 kepala keluarga, dan 1.520 jiwa terdampak.

Dia menyebut, saat ini, para korban masih berada di pengungsian.

"Di pengungsiannya itu ada di SD Negeri Kebon Kosong 9. Dan kemudian ada lahan kosong yang kemudian digunakan untuk tenda. Jadi selama di dalam pengungsian, pemerintah lintas K/L, baik itu Pemprov DKI, kemudian juga Kemensos, dan juga kementerian lain, Kementerian PU, termasuk swasta dan BUMN, telah berusaha maksimal memberikan pelayanan yang terbaik, meringankan beban dari para keluarga yang terdampak yang berada di dalam pengungsian," jelas Pratikno.

"Tapi kami menyadari keluarga terdampak ini tidak boleh lama-lama di pengungsian," imbuhnya.

Diketahui, ribuan jiwa terdampak kebakaran di permukiman padat penduduk Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (10/12/2024).

Kini, mereka berupaya bangkit dari bencana kebakaran yang menghanguskan tempat tinggal mereka.

Rini Haryanto (51), warga RT 07/RW 05 Kebon Kosong, mengaku tak ingin terbawa suasana duka usai rumahnya terbakar.

Ibu rumah tangga beranak dua ini pun mencoba bangkit dan menjual beberapa barang berharganya ke pengepul rongsok untuk bertahan hidup.

Barang-barang tersebut antara lain dua kulkas, dua tabung gas, dua mesin pompa air, satu mesin cuci, dua televisi, dan tiga kipas angin.

"Laku sekitar Rp 400.000, mending jadi duit ketimbang enggak kepakai," ujar Rini saat ditemui Kompas.com di reruntuhan rumahnya, Rabu (11/12/2024).

Rini juga terpaksa menjual barang untuk bertahan hidup lantaran sang suami, Sugiyanto (53), kini tak bisa bekerja imbas peristiwa kebakaran ini.

"Suami enggak tega mau ninggalin saya, makanya enggak kerja," ungkap dia.

Setelah rumahnya luluh lantak dilahap api, Rini dan suami kini harus tidur di tenda pengungsian di SDN 06 Kebon Kosong yang tak jauh dari rumahnya.

Sembari bertahan di tenda pengungsian selama dua pekan ke depan, Rini berharap pemerintah memberikan bantuan perbaikan rumahnya.

"Suami enggak tega mau ninggalin saya, makanya enggak kerja," ujar dia.

Warga lain, Dedi Wahyudi (45), juga mencoba bangkit dan terus-menerus bersedih hati setelah rumahnya turut terbakar.

"Mau gimana lagi, hanya bisa prihatin saja, lupa susah, paling enggak lihat ke depan," terang dia.

Sumber