Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp483,6 Triliun per November 2024

Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp483,6 Triliun per November 2024

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono melaporkan pemerintah telah melakukan penarikan utang baru sepanjang tahun ini hingga November 2024 mencapai Rp483,6 triliun.

Thomas menjelaskan pembiayaan utang yang mencakup 74,6% dari APBN 2024 tersebut terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto senilai Rp437,2 triliun dan pinjaman neto mencapai Rp46,4 triliun.

Keponakan Prabowo Subianto tersebut menegaskan pemerintah akan terus mengelola risiko pembiayaan utang.

"Kinerja pembiayaan ini terjaga dalam level terkendali dengan pengelolaan yang prudent dan kredibel serta tetap menjaga risiko dalam batas aman," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (11/12/2024).

Sementara pembiayaan nonutang—pembiayaan investasi hingga penggunaan SAL—terealisasikan senilai Rp54,8 triliun yang masih tetap dalam level terkendali dengan tetap difokuskan menjaga kesinambungan anggaran.

Dengan demikian, pembiayaan APBN hingga 30 November 2024 mencapai Rp428,8 triliun atau sekitar 82% dari APBN.

"Upaya untuk menjaga pencapaian target pembiayaan tetap berada pada jalurnya, dilakukan dengan memastikan cost of fund tetap efisien dan risiko terkendali," lanjutnya.

Pada 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merencanakan pembiayaan utang senilai Rp648,08 triliun yang terdiri dari penerbitan SBN sejumlah Rp666,45 triliun.

Sementara pinjaman luar negeri (bruto) senilai Rp67,75 triliun. Di mana pinjaman utamanya untuk kegiatan Pemerintah Pusat untuk kegiatan Kementerian/Lembaga (K/L) yang senilai Rp33,25 triliun.

Sementara secara umum, kinerja APBN hingga akhir November 2024 mencatatkan defisit senilai Rp401,8 triliun atau masih di bawah rencana tahun ini yang mencapai Rp522,8 triliun.

Sri Mulyani memaparkan bahwa kinerja defisit tersebut menjelaskan 1,81% terhadap produk domestik bruto (PDB), masih lebih rendah dari target 2,29%.

Adapun defisit tersebut bersumber dari belanja yang mencapai Rp2.894,5 triliun atau 87% dari pagu. Angka tersebut naik cukup tajam sebesar 15,3% dari periode yang sama tahun lalu atau (year on year/YoY).

Sementara pendapatan negara yang diperoleh sejumlah Rp2.492,7 triliun atau 89% dari target tahun ini.

Sumber