Pemerintahan Prabowo dan Keberlanjutan Substansial
Sejak dalam proses nominasi Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 dan Gibran Rakabuming sebagai wakilnya (Prabowo-Gibran), publik telah diberi gambaran bahwa pasangan tersebut bagian dari keberlanjutan pemerintahan sebelumnya yang diawaki oleh Presiden Jokowi. Dalam prosesnya, masyarakat Indonesia menerima pasangan calon tersebut dan menerima suatu konsep keberlanjutan pemerintahan. Hingga pada akhirnya terbukti Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai pemenang pemilu pada 24 April 2024 dengan perolehan suara 58,59% dari total suara sah nasional atau sebanyak 96,2 juta pemilih.
Kohesivitas hubungan antara Jokowi dan Prabowo sebagai presiden terpilih tidak perlu lagi dipertanyakan. Meskipun secara politik ada denyut nadi gerakan yang berupaya menyela dan hendak memisahkan keduanya dengan membangun persepsi hubungan yang tidak harmonis. Nyatanya Jokowi - Prabowo telah terikat dengan suatu platform dan visi keberlanjutan. Secara simbolis keberlanjutan tersebut dapat kita lihat dari intensitas pertemuan dan kebersamaan, termasuk di dalamnya kegiatan makan malam bersama atau kunjungan Prabowo ke rumah pribadi Presiden Jokowi yang ada di Solo, sebelum pelantikan.
Kohesivitas tadi menjadi lebih nyata lagi ketika ternyata banyak yang sebelumnya telah membantu dan bekerja di bawah administrasi kepresidenan Jokowi kini justru juga kembali akan bekerja dan menguatkan administrasi kepresidenan Prabowo. Proses tersebut merupakan gambaran komitmen politik yang kuat di antara keduanya untuk saling menjaga apa yang sudah disepakati, dikerjakan dan untuk melihat Indonesia lebih maju ke depan. Dengan fondasi komitmen politik tadi kemudian menjadi wajar apabila proses dan wajah transisi pemerintahan saat ini berlangsung sangat mulus.
Optimisme BaruTransisi pemerintahan yang mulus memberikan optimisme baru akan pemerintahan yang lebih baik ke depan. Tidak perlu lagi memulai dari nol, mereka telah disambut dan dipersiapkan segala sesuatunya untuk dapat langsung bekerja. Kolaborasi yang baik dan konstruktif dari pemerintahan sebelumnya dan pemerintahan yang akan datang niscaya akan menghasilkan lebih baik.
Pada akhirnya dari beragam faktor dan serangkaian fakta peristiwa politik terakhir, meskipun sejak awal telah dinyatakan dan ditegaskan bahwa Prabowo-Gibran merupakan bagian dari keberlanjutan, menjadi perlu untuk menyimpulkan kembali bahwa memang benar pemerintahan baru adalah pemerintahan yang membawa visi keberlanjutan. Namun tentu perlu ada catatan catatan ke depan bahwa keberlanjutan yang akan dijalankan adalah keberlanjutan yang substansial. Keberlanjutan yang membutuhkan konfirmasi nyata dan kualitatif sehingga terdapat keutuhan dalam praktik keberlanjutan pemerintahan.
Keberlanjutan semu harus dihindari karena akan melahirkan masalah baru. Bentuk praktik semu dari keberlanjutan seperti melakukan upaya intervensi terhadap pemerintahan baru dari pemerintahan sebelumnya atau loyalitas yang mendua para pembantu presiden atau merasa paling berjasa dalam memenangkan Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024 sehingga merasa lebih layak atau merasa harus mendapatkan lebih dari yang lainnya di dalam pemerintahan. Biarlah Prabowo sebagai Presiden dan single executive bekerja dengan tujuan yang hendak dicapainya. Menurut saya, keberlanjutan substansial ke depan akan terjaga dengan baik meniscayakan adanya komitmen, kepercayaan, penghormatan, dialog, kejujuran dan keterbukaan. Pada bagian dan titik inilah menjadi penentu kualitas dan hasil pemerintahan lima tahun ke depan.Ahmad Irawan Anggota DPR Fraksi Partai Golkar Periode 2024-2029