Pemimpin Oposisi Sebut Permintaan Maaf Presiden Korsel Mengecewakan

Pemimpin Oposisi Sebut Permintaan Maaf Presiden Korsel Mengecewakan

Oposisi utama Korea Selatan (Korsel), Partai Demokrat, menilai permintaan maaf yang baru saja disampaikan Presiden Yoon Suk Yeol terkait penetapan darurat militer pekan ini sangat mengecewakan. Ditegaskan oposisi bahwa tidak ada opsi lain untuk Yoon selain mengundurkan diri atau dimakzulkan.

"Tidak ada cara untuk menyelesaikan situasi ini selain pengunduran diri presiden dengan segera atau kepergian awal melalui pemakzulan," cetus Ketua Partai Demokrat, Lee Jae Myung, yang merupakan pemimpin oposisi Korsel dalam konferensi pers terbaru, seperti dilansir kantor berita Yonhap, Sabtu (7/12/2024).

Pernyataan Lee ini disampaikan setelah Yoon menyampaikan pidato pertamanya usai penetapan darurat militer secara singkat pada Selasa (3/12) malam. Dalam pidatonya, Yoon meminta maaf kepada rakyat atas darurat militer tersebut, namun dia tidak mengumumkan pengunduran dirinya yang diharapkan banyak pihak.

"Deklarasi darurat militer itu muncul dari urgensi saya sebagai presiden. Namun, dalam prosesnya, saya menimbulkan kegelisahan dan ketidaknyamanan untuk masyarakat. Saya dengan tulus meminta maaf kepada warga yang sangat menderita," kata Yoon dalam pidatonya pada Sabtu (7/12).

Lee, dalam pernyataannya, menyebut pernyataan yang disampaikan Yoon pada Sabtu (7/12) pagi "benar-benar di luar ekspektasi masyarakat" dan "semakin meningkatkan rasa pengkhianatan dan kemarahan di kalangan publik".

Yoon mengejutkan rakyat Korsel saat menetapkan darurat militer, pada Selasa (3/12) malam, atas dasar menjaga negara tersebut dari ancaman "kekuatan komunis Korea Utara (Korut)" dan menghilangkan "elemen anti-negara". Itu menjadi darurat militer pertama di Korsel sejak tahun 1980-an silam.

Penetapan darurat militer itu menangguhkan pemerintah sipil, dengan ratusan tentara sempat dikerahkan dan mengepung gedung parlemen, atau Majelis Nasional.

Namun mayoritas anggota parlemen Korsel, yang dikuasai oposisi, berhasil menggelar voting untuk menolak darurat militer tersebut dan mendesak Yoon untuk mencabutnya. Darurat militer itu hanya berlangsung enam jam setelah Yoon mengumumkan pencabutannya pada Rabu (4/12) dini hari.

Lihat Video Oposisi Desak Presiden Korsel Mundur, Ancam Pemakzulan

[Gambas Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Buntut dari darurat militer tersebut, partai-partai oposisi mengajukan mosi pemakzulan terhadap Yoon, dengan voting dijadwalkan akan digelar oleh parlemen Korsel pada Sabtu (7/12) malam waktu setempat.

Lee sebagai pemimpin oposisi mendesak para anggota parlemen Korsel untuk meloloskan mosi pemakzulan, dan menyerukan para anggota parlemen dari partai berkuasa, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), untuk menunjukkan keberanian dengan mendukung mosi tersebut.

"Daripada memprediksi hasilnya, yang terpenting adalah mosi tersebut disetujui," ucap Lee saat berbicara kepada wartawan.

Dia menekankan bahwa keputusan itu pada akhirnya bergantung pada sikap para anggota parlemen dari partai berkuasa, yang menaungi Yoon. Diketahui bahwa partai berkuasa, PPP, terpecah mengenai pemakzulan, dengan sejumlah anggota menegaskan akan berpegang pada posisi resmi dengan menolak pemakzulan.

Dibutuhkan dua pertiga mayoritas suara anggota parlemen, sekitar 200 anggota dari total 300 anggota parlemen, untuk meloloskan mosi pemakzulan tersebut.

Partai Demokrat dan partai-partai oposisi kecil lainnya secara total menguasai 192 kursi dalam parlemen. Ini berarti dibutuhkan setidaknya delapan anggota parlemen dari partai berkuasa, PPP, yang menaungi Yoon untuk turut mendukung mosi pemakzulan tersebut.

"Sebagai lembaga konstitusional individu, para anggota parlemen harus merenungkan mengapa mereka ada dan apa tugas mereka," kata Lee dalam seruan agar para anggota parlemen Korsel meloloskan mosi pemakzulan Yoon.

"Rakyat mengetahui perlunya pemakzulan dan menuntutnya. Para anggota parlemen PPP memahami apa yang dimaksud dengan keadilan, namun mereka ditekan untuk bertindak melawan keadilan dan kehendak rakyat," ujarnya.

Lihat Video Oposisi Desak Presiden Korsel Mundur, Ancam Pemakzulan

[Gambas Video 20detik]

Sumber