Pemkab Sikka Anggarkan Rp 750 Juta untuk Program Makan Bergizi Gratis
SIKKA, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), menganggarkan dana sebesar Rp 750 juta untuk program makan bergizi gratis.
Penjabat Sekretaris Daerah Sikka, Margaretha Movades da Maga, mengatakan anggaran tersebut sesuai dengan keputusan dari pemerintah pusat.
“Untuk program makan bergizi gratis 0,75 persen atau sekitar Rp 750 juta dari pendapatan daerah,” kata Margaretha saat kegiatan forum konsultasi publik terkait Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Ranwal RKPD) tahun 2026 di Aula Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapperida) Sikka pada Jumat (17/1/2025).
Menurutnya, program tersebut belum berjalan di tingkat Kabupaten Sikka karena masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari pemerintah pusat.
Hal senada disampaikan Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera.
Adrianus berujar Pemkab Sikka masih menunggu petunjuk teknis (juknis) terkait program makan bergizi gratis.
“Secara teknis kami belum dapat juknis,” kata dia.
Terkait sejumlah persiapan seperti penyiapan dapur dan kebutuhan lain untuk pelaksanaan program tersebut, Adrianus mengaku tidak mengetahuinya.
“Kayaknya saya belum mendapat informasi itu,” pungkasnya.
Dilansir dari Kompas.com, Presiden Prabowo Subianto mempersilakan pemerintah daerah (pemda) ikut membiayai program makan bergizi gratis (MBG) yang dimulai sejak 6 Januari 2025.
Ia mengungkapkan, pemerintah pusat membuka seluas-luasnya bagi siapa pun yang mau berpartisipasi dalam program unggulan tersebut.
“Dari pemda juga ingin ikut serta, para gubernur, bupati, ingin ikut serta. Monggo kita buka siapa pun yang mau ikut serta,” kata Prabowo usai menghadiri Munas Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2025).
Prabowo menuturkan, pemerintah daerah boleh saja membiayai.
Asalkan, ia berpesan, pembiayaan dikelola secara efisien sesuai kapasitas fiskal masing-masing daerah.
Ia pun menginginkan agar program tersebut dapat diterima oleh penerima dengan tepat sasaran.
“Boleh yang penting efisien, tepat sasaran, dan tidak ada kebocoran,” tuturnya.