Pemkab Sikka Optimalkan Penjualan Sperma Babi, Ini Tujuannya
KOMPAS.com – Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengintensifkan penjualan sperma babi unggul kepada peternak di wilayah tersebut.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) sekaligus memberikan akses kepada peternak mendapatkan babi pejantan berkualitas.
“Program ini sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu. Peternak tidak perlu repot-repot cari pejantan, kami sudah siapkan,” ujar Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan, saat ditemui di Maumere, Kamis (18/12/2024).
Yohanes menjelaskan bahwa sperma yang disediakan berasal dari babi pejantan jenis Duroc.
Fasilitas untuk instalasi sperma telah dibangun di beberapa lokasi, termasuk di Fata, Desa Wodamude, Kecamatan Magepanda.
Menurutnya, program penjualan sperma ini memberikan kemudahan bagi peternak serta menghemat biaya.
Peternak hanya dikenakan biaya sebesar Rp 250.000, yang dibayarkan saat babi betina sudah bunting.
“Kalau pakai pejantan dari orang lain, pasti bayarnya satu ekor anakan babi. Sementara harga anakan babi sekarang Rp 1,5 juta per ekor,” ujarnya.
Meskipun demikian, Yohanes mengakui bahwa kesadaran peternak untuk memanfaatkan sperma babi unggul masih tergolong rendah.
Untuk itu, pihaknya berkomitmen terus melakukan sosialisasi kepada peternak dan masyarakat umum.
“Kita akan lakukan sosialisasi terus menerus ke depan dan saya pastikan sperma yang kami siapkan sudah diperiksa oleh petugas atau dokter hewan,” pungkasnya.