Pemkot Tangerang Manfaatkan IPAL untuk Kelola Air Lindi TPA Rawa Kucing

Pemkot Tangerang Manfaatkan IPAL untuk Kelola Air Lindi TPA Rawa Kucing

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus memperkuat upaya pengelolaan limbah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing. Salah satu upayanya dengan pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang Nurdin mengatakan IPAL di TPA ini, memainkan peran strategis dalam menangani air lindi, cairan yang dihasilkan dari tumpukan sampah dan berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Mengingat air lindi yang bercampur dengan air hujan mengandung zat-zat berbahaya seperti logam berat dan senyawa organik yang dapat merusak kualitas air tanah maupun ekosistem sungai.

"Dengan teknologi IPAL, air lindi yang terkumpul melalui sistem drainase khusus diolah secara menyeluruh melalui serangkaian proses fisik, biologis, dan kimiawi. Proses ini memastikan air lindi tidak hanya aman bagi lingkungan, tetapi juga dapat dimanfaatkan kembali melalui sistem resirkulasi," kata Nurdin dalam keterangan tertulis, Senin (16/12/2024).

Dia menjelaskan pengolahan ini dimulai dengan penyaringan material padat. Kemudian diikuti oleh pemanfaatan bakteri untuk menguraikan bahan organik dalam air lindi. Selanjutnya, bahan kimia tertentu ditambahkan untuk menetralisir senyawa beracun.

"Air yang telah melalui seluruh tahapan ini, tidak lagi dibuang ke lingkungan, melainkan dialirkan kembali ke landfill untuk membasahi sampah. Langkah ini guna mempercepat pembusukan sampah sekaligus mengurangi risiko kebakaran yang sering terjadi selama musim kemarau," jelasnya.

Dia mengatakan Pemkot Tangerang telah mengambil langkah tegas dengan membangun saluran drainase yang memisahkan air hujan dan air lindi di TPA Rawa Kucing. Air lindi tidak lagi dibuang langsung ke lingkungan, melainkan dialirkan ke kolam IPAL untuk diolah dan digunakan kembali.

"Air hasil pengolahan ini kami manfaatkan untuk menyiram sampah di landfill, sehingga proses pembusukan sampah menjadi lebih efisien. Selain itu, langkah ini juga berkontribusi pada pengendalian risiko kebakaran," ujarnya.

Dia menekankan peran sistem ini dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan limbah di TPA Rawa Kucing. Setelah melalui proses seperti aerasi, pemakaian molase, dan B8, air lindi yang telah dimurnikan dimasukkan ke toren-toren untuk disemprotkan kembali ke landfill.

"Proses ini tidak hanya membantu mempercepat pembusukan, tetapi juga menjadi upaya mitigasi risiko kebakaran di zona landfill," ungkapnya.

Dia mengatakan pemanfaatan IPAL menjadi salah satu upaya nyata sekaligus bukti Pemkot Tangerang dalam menciptakan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Tidak hanya mencegah pencemaran lingkungan, sistem ini juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas metana dari landfill. Hal itu juga mendukung visi Kota Tangerang sebagai kota yang bersih, hijau, dan nyaman untuk ditinggali.

"Inovasi ini adalah langkah nyata kami untuk melindungi lingkungan sekaligus menciptakan sistem pengelolaan sampah yang modern dan efisien," ujarnya.

Dia berharap keberhasilan TPA Rawa Kucing ini dapat menjadi model inspiratif bagi daerah lain dalam pengelolaan limbah berbasis teknologi. Ke depan, Pemkot Tangerang terus berupaya untuk mengembangkan teknologi pengolahan limbah agar manfaatnya semakin dirasakan masyarakat.

"Kami optimis dengan terus mengembangkan IPAL dan inovasi lainnya, Kota Tangerang akan menjadi contoh nyata kota ramah lingkungan di masa depan," tutupnya.

Tonton juga video Bunga Flamboyan Bermekaran di IPAL Cikoneng Menambah Indah Suasana

[Gambas Video 20detik]

Sumber