Pemprov Jakarta Gandeng TNI Kirim Bantuan Korban Banjir Rob Kepulauan Seribu

Pemprov Jakarta Gandeng TNI Kirim Bantuan Korban Banjir Rob Kepulauan Seribu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) dalam penyaluran bantuan korban banjir pesisir (rob) yang ada di Kepulauan Seribu. Sebab, kondisi cuaca ekstrem saat ini tidak memungkinkan adanya penyaluran bantuan menggunakan kapal konvensional.

Teguh mengatakan Dinas Perhubungan DKI Jakarta memiliki kapal khusus yang bisa berlayar kondisi ekstrem, tapi jika makin buruk, bantuan TNI AU juga akan dikerahkan.

"Tapi kalau cuaca jelek sekali kami akan berkoordinasi dengan TNI AU, pasti insyaallah, tidak ada masalah," ujar Teguh kepada wartawan di Balai kota DKI Jakarta, Selasa (17/12/2024).

Sementara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Maruli Sijabat menyebutkan, untuk antisipasi masyarakat kekurangan logistik pangan akibat cuaca ekstrem, pihaknya sudah menempatkan sejumlah personel dan menyiapkan lokasi cadangan pangan (buffer stock).

"Personel kami di sana, beserta dengan peralatannya, termasuk juga buffer stock yang kita siapkan, bilamana terjadi peningkatan kebutuhan terkait dengan pangan maupun sandang," kata Maruli.

Sedangkan Kepala Dinas Sosial Premi Lasari mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk membantu penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk para korban.

"Terkait dengan bansos, kami sudah siap. Termasuk juga nanti kalau dari Kabupaten Pulau Seribu membutuhkan, kita bekerja sama dengan dinas perhubungan, langsung bisa menyuplai bantuan sosial," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebutkan pihaknya menyiapkan 10 unit kapal untuk menuju Kepulauan Seribu hari ini. Kapal-kapal itu disediakan untuk memberikan pasokan pangan ke wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu.

"Saat ini kami sudah siapkan total sebanyak 10 unit kapal, dan tentu kesepuluhannya itu bisa operasional sesuai dengan prakiraan cuaca yang disampaikan oleh teman-teman BMKG," kata Syafrin kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).

Syafrin menjelaskan, sebelumnya kapal Dishub memang tidak beroperasi untuk memberikan pasokan pangan ke Kepulauan Seribu selama tiga hari. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang tidak memungkinkan kapal untuk berlayar.

"Memang tiga hari pada saat itu dari hasil pantauan itu terjadi tinggi gelombang sampai dengan 2,5 meter. Tentu ini sangat membahayakan penumpang," ujarnya.

Di sisi lain, ia mengatakan sebelumnya terdapat satu kapal barang milik swasta yang memaksakan untuk berlayar, tapi kemudian karam karena cuaca.

"Tentu kita berharap bahwa dengan upaya kami melakukan mitigasi berupa melakukan penundaan keberangkatan kapal, dari aspek keselamatan itu bisa kita penuhi dengan memperhatikan selamatan penumpang dan atau barang yang akan ke Pulau Seribu," ungkapnya.

Sumber