Penanganan Banjir Jakarta Diduga Disabotase: Siapa Dalang di Baliknya?

Penanganan Banjir Jakarta Diduga Disabotase: Siapa Dalang di Baliknya?

JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Jakarta, yang kerap dilanda banjir saat musim hujan, kembali menghadapi ancaman serius terhadap upaya penanganannya.

Belakangan ini, hilangnya sejumlah pompa air yang digunakan untuk mengalirkan air dari wilayah rawan banjir di kota ini menjadi perhatian.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menduga kejadian tersebut merupakan bentuk sabotase yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.

Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, mengungkapkan bahwa pompa air yang hilang, bersama dengan kabel-kabel yang terpasang, telah dicuri dan dirusak.

Aksi ini diduga terjadi secara bersamaan di beberapa titik di Jakarta, dengan kerusakan lebih lanjut pada kabel-kabel CCTV yang seharusnya bisa merekam kejadian di lokasi.

"Ternyata ada sabotase kabel pompa atau pencurian. Ini telah terjadi di beberapa tempat, pencurian atau perusakan pompa air dan kejadiannya hampir bersamaan," ujar Teguh Setyabudi dalam keterangannya.

Kehilangan pompa air tentu berisiko besar bagi penanganan banjir di Jakarta. Pompa air berfungsi untuk mengalirkan air yang menggenangi area-area seperti underpass, yang sering terendam saat hujan deras.

Jika pompa tidak berfungsi, area tersebut bisa tergenang dalam waktu lama. Artinya, situasi itu akan memperburuk keadaan banjir dan menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Teguh menambahkan bahwa peristiwa ini dapat menambah beban Jakarta dalam menghadapi banjir, terutama karena kerusakan terjadi pada beberapa titik secara bersamaan.

"Dampaknya pasti nanti akan luar biasa, tidak hanya kemacetan, mungkin ada kejadian tak terduga yang lain. Apalagi terjadi kejadiannya secara bersamaan," tambahnya.

Polisi sudah mulai menyelidiki kasus ini dan melaporkan bahwa pencurian kabel pompa air telah terjadi di beberapa lokasi, termasuk underpass Senen dan Angkasa Kemayoran di Jakarta Pusat.

Pada Rabu (13/11/2024), polisi berhasil menangkap dua tersangka, SL (34) dan SK (30), yang kedapatan memotong kabel pompa air di bawah jembatan Angkasa, Kemayoran.

“Kita masih dalami ya (dugaan sabotase). Tentunya, kita masih dalami semua dalam proses penyidikan,” ujar Kapolsek Kemayoran, Kompol Agung Ardiyansyah, saat memberikan keterangan di underpass Angkasa, Rabu sore.

Saat dilakukan pemeriksaan TKP, ditemukan bekas pintu pompa air yang dijebol. Polisi juga menemukan beberapa alat yang digunakan kedua pelaku dalam menjalankan aksinya.

Alat-alat itu antara lain satu buah tang potong, obeng, gergaji besi, satu alat pahat, dan satu alat kikir.

Kepada polisi, SL dan SK mengaku memotong kabel pompa berukuran 2 meter sebanyak empat buah dan empat kabel lainnya berukuran 5,5 meter. Total panjang kabel yang dipotong mencapai 30 meter.

Dalam aksi pencurian itu, SK bertugas memotong kabel, sementara SL bertugas mengupas kabel yang sudah terpotong.

Saat ini, polisi masih mendalami keterkaitan pencurian kabel di Kemayoran dengan yang sebelumnya terjadi di underpass Senen, Jakarta Pusat.

“Dalam proses penyelidikan ya, dan ini mungkin bisa dinaikkan ke tingkat penyidikan,” kata Agung.

Menghadapi ancaman sabotase ini, Pemprov Jakarta sudah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kerusakan yang ada.

Teguh menginstruksikan agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) segera memastikan pompa-pompa air yang rusak diperbaiki agar dapat kembali beroperasi dengan cepat.

Selain itu, pemerintah provinsi juga berencana meningkatkan pengawasan di sekitar fasilitas pompa air dengan melibatkan masyarakat dalam menjaga infrastruktur publik.

“Kami tidak ingin ada masalah lagi di underpass akibat masalah ini. Saya imbau masyarakat juga ikut aktif mengawasi,” ujar Teguh.

(Reporter Shela Octavia, Firda Janati | Editor Fitria Chusna Farisa, Jessi Carina)

Sumber