Penataan Terminal 2F untuk Atasi Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta
TANGERANG, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia (API) Faik Fahmi mengatakan, penataan Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta dilakukan untuk mengatasi masalah kepadatan penumpang, terutama selama musim haji dan umroh.
Penataan perlu dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan bagi jamaah umroh, serta memberikan solusi terhadap tingginya volume penumpang yang ada di Bandara Soekarno-Hatta.
“Ini (Terminal 2F) untuk mengurangi kepadatan di Terminal 3 (terminal utama Bandara). Buat jamaah umroh di sini jauh lebih nyaman," ujar Faik Fahmi di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Rabu (1/1/2025).
Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan jamaah umroh. Alasannya karena para jamaah umroh memiliki karakteristik dan kebutuhan yang khusus. Apalagi mereka juga berpergian dalam kelompok besar.
Oleh sebab itu, PT Angkasa Pura Indonesia menyiapkan berbagai fasilitas pendukung, seperti masjid, lounge, serta area meet and greet yang lebih luas.
"Kami ingin memberikan kenyamanan lebih bagi jamaah umroh. Dengan penataan yang lebih baik, kami harap bisa memberikan pelayanan yang lebih efisien,” kata dia.
Selain itu, penataan Terminal 2F ini juga menjadi bagian dari upaya memperbaiki sistem lalu lintas penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.
Dengan memisahkan alur penumpang reguler dan jamaah umroh, diharapkan kepadatan di Terminal 3 bisa berkurang.
“Pengaturan alur penumpang ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Terminal 3, serta memberikan kenyamanan lebih bagi jamaah umroh yang akan berangkat maupun kembali,” kata Faik.
Adapun penataan Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta dijadwalkan akan selesai dan mulai beroperasi pada akhir Januari 2025.
"Rencananya nanti kita akan operasikan di akhir Januari" ucap dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meninjau kesiapan Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta untuk pelayanan bagi yang bepergian dalam rombongan besar, khususnya untuk jemaah umrah.
Ke depannya, sistem pelayanan haji dan umrah di Indonesia harus diperbaiki agar lebih transparan, akuntabel, dan nyaman.
"Kita lihat jumlah haji itu kan nanti bisa mencapai 241.000, yang sekarang kurang lebih 221.000. Sementara, lebih dari 10.000 jemaah yang melakukan ibadah umroh," kata dia.
"Nah, inilah kenapa kita tata ulang, bagaimana ada masjid yang baik, ada tempat manasik, lalu ada lounge yang baik. Nanti juga untuk yang reguler, saya tadi sudah minta, saya minta dirapihkan. Jangan hanya yang VIP, jangan hanya yang tentu kelas menengah, tetapi yang kelas-kelas lainnya harus sama prioritas pelayanannya," ujar dia.
Pembangunan dan peningkatan kualitas layanan di bandara harus sejalan dengan upaya untuk meningkatkan sektor pariwisata dan umrah di Indonesia.
"Kita tidak boleh kalah dengan negara lain, seperti Malaysia atau Singapura. Kami berusaha menjadikan bandara Indonesia setara bahkan lebih baik," kata dia.