Pendapatan Sumbawa Barat Tergantung Tambang, Diangkat di Debat Pilkada

Pendapatan Sumbawa Barat Tergantung Tambang, Diangkat di Debat Pilkada

SUMBAWA, KOMPAS.com - Debat perdana Pilkada Sumbawa Barat menyinggung lebih dalam soal strategi kebijakan yang akan dilakukan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati pasca sektor tambang.

Empat paslon menyampaikan visi misi untuk memajukan wilayah yang dikenal dengan sektor pertambangan, Sabtu (9/11/2024).

Selama ini, Kabupaten Sumbawa Barat sangat bergantung dari sektor pertambangan sebagai sumber pendapatan daerah.

Saat kesempatan tanya jawab, pasangan nomor urut 2 Ahmad Salim dan Muhammad Nasir menyampaikan pertanyaan kepada pasangan calon nomor urut 1 Amar Nurmansyah dan Hanipah.

Menurut Ahmad Salim, ketergantungan PDRB sebesar 82 persen dari sektor pertambangan di Kabupaten Sumbawa masih terjadi.

Situasi ini sudah berlangsung hampir 10 tahun. Ahmad lantas menanyakan bagaimana strategi pasangan nomor urut 1 mengurangi ketergantungan terhadap sektor pertambangan?

Pasalnya, selama ini diketahui, sektor ini akan berakhir pada 2030 mendatang.

Menanggapi pertanyaan ini, Amar Nurmansyah mengaku tak bisa memungkiri saat ini kondisi sangat bergantung pada sektor tambang dengan PDRB sebesar 82 persen.

Dikatakan, dari total PDRB Rp 18,16 triliun, maka Rp16 triliun dari sektor pertambangan. Tetapi sambungnya, sektor pertanian pun memiliki laju pertumbuhan yang cukup menjanjikan.

Dijelaskan, dari sektor non tambang setiap tahun terpantau ada kenaikan. Pada 2023 sebesar 9,24 persen pertumbuhan ekonomi tanpa tambang, artinya sektor ini memiliki potensi.

“Bagaimana mengelola potensi itu yang harus kita jaga,” kata Amar yang mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Barat.

Ia memaparkan, di sektor pertanian Sumbawa Barat memiliki dua bendungan besar yaitu Bintang Bano dan Tiu Suntuk yang dua tahun lagi akan selesai.

Setelah itu, maka sektor pertanian dengan irigasi sebesar 11.000 hektar akan tumbuh dengan baik.

Selanjutnya, di sektor pariwisata saat bandara sedang dibangun, tentu terbuka potensi meningkatkan pendapatan.

“Dari sektor pariwisata ini tentu akan menjadi potensi ke depan. Strategi ini sudah dirumuskan sebagai kebijakan pasca tambang untuk Sumbawa Barat siap maju luar biasa."

"Kita bisa belajar dari pengalaman saat Newmont selesai beroperasi, ketika itu tidak ada industri satu pun yang ditinggalkan."

"Tentu berbeda dengan situasi saat ini manakala dikelola tambang oleh PT Amman Mineral," kata dia.

Menanggapi jawaban dari paslon nomor urut 1, Ahmad Salim mengatakan, jawaban tersebut mengonfirmasi kerawanan soal bergantungnya pendapatan di Sumbawa Barat pada sektor tambang.

Menurut dia, laju pertumbuhan ekonomi sektor lain dari non tambang masih rendah.

“Data ini terbuka dan apa yang disampaikan paslon 1 masih sekadar wacana,” tegas Ahmad Salim, yang adalah mantan Manager PT. Amman Mineral.

Ia menegaskan, strategi untuk memajukan sektor di luar pertambangan seperti pariwisata misalnya, belum tercermin dalam alokasi anggaran.

“Mestinya anggaran sektor lain di luar tambang sudah dilakukan alokasi oleh para paslon. Kita ketahui bersama ada paslon yang menduduki jabatan sebagai petahana 10 tahun terakhir,” tegas dia.

Ada pun tema pada debat pertama ini adalah tentang kemandirian ekonomi, kemantapan infrastruktur, dan pelestarian lingkungan hidup.

Sumber