Penerbitan SBN Ritel ORI027 Dibayangi Kebijakan Tarif Donald Trump
Bisnis.com, JAKARTA — Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel ORI027 dinilai akan menghadapi sejumlah tantangan jelang pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 20 Januari mendatang.
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto mengatakan bahwa pergantian kekuasaan di AS membuat ketidakpastian global menjadi relatif tinggi, sehingga perubahan kebijakan masih mungkin terjadi.
"Bulan Januari ini, pasar masih memiliki kecenderungan untuk wait and see menjelang periode pelantikan Presiden Terpilih AS, Donald Trump," katanya saat ditanyai Bisnis, Selasa (14/1/2025).
Dia menjelaskan bahwa Trump akan menjalankan kebijakan yang cenderung proteksionis dan akan mengenakan tarif kepada barang-barang impor dari negara lain yang berpotensi menimbulkan perang dagang.
Menurutnya, hal ini membuat ketidakpastian dan para pelaku pasar mulai mengantisipasi apabila nantinya terjadi ketidakstabilan di pasar keuangan global.
"Alhasil, kita melihat tren larinya modal asing ke AS yang dinilai relatif lebih safe haven daripada negara berkembang, termasuk Indonesia," ujarnya.
Suhindarto menjelaskan bahwa fenomena tersebut kemudian membuat dolar AS menjadi lebih kuat dan pasar keuangan di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia mengalami tekanan.
Adapun dia mengungkap bahwa implikasi dari hal tersebut adalah yield yang terdorong naik seperti yang terjadi belakangan. Kondisi tersebut kemudian menciptakan tantangan tersendiri bagi pasar surat utang di Indonesia.
Lebih lanjut, menurutnya arah proyeksi yang lebih hawkish dan suku bunga di AS yang diperkirakan akan diturunkan dengan lebih lambat akan membuat "pricing yield" di Indonesia juga bertahan di level yang relatif tinggi.
Sementara itu, untuk kupon dari ORI027 yang ditawarkan pada 27 Januari 2025 nanti, dia memperkirakan akan berkisar antara 6,8-7,0% yang bergantung dengan tenornya.
"Asumsi saya, prediksi kupon tersebut adalah untuk tenor antara 2 hingga 6 tahun," ucapnya kepada Bisnis.
Meski akan menghadapi sederet tantangan, dia memprediksi bahwa penjualan SBN ritel ORI027 tersebut masih akan menembus Rp25 triliun.
"Jika sebelumnya ORI026 yang menawarkan kupon antara 6,3% sampai 6,4% saja bisa mendapatkan penawaran hingga Rp19,35 triliun, maka saya perkirakan nilai penawaran yang masuk untuk ORI027 bisa mencapai sekitar Rp20 triliun hingga Rp25 triliun," tambahnya.
Untuk diketahui, Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI027 akan menjadi Surat Berharga Negara (SBN) ritel pertama yang ditawarkan oleh pemerintah pada 2025, dengan masa penawaran pada 27 Januari 2025 hingga 20 Februari 2025.
Adapun dalam catatan Bisnis, ORI terakhir yang ditawarkan oleh pemerintah yakni seri ORI026 dengan penawaran yang dilakukan pada 30 September 2024 hingga 24 Oktober 2024 dengan penjualannya yang tembus Rp19,35 triliun.