Pengguna KRL Tolak Stasiun Karet Ditutup, Akses ke Kantor Jadi Jauh
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah karyawan yang bekerja di kawasan Sudirman, Kuningan, dan sekitarnya merasa keberatan dengan wacana penutupan Stasiun Karet.
Misalnya Devi (23) yang sehari-harinya turun di Stasiun Karet sebelum melanjutkan perjalanan ke kantornya yang berada di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
“Kontra banget sih (kalau Stasiun Karet ditutup) karena aku kan biasa naik ojol dan turunnya di Karet,” ujar Devi saat ditemui di depan Stasiun Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2025).
Devi mengatakan, dia lebih nyaman naik turun di Stasiun Karet karena Stasiun Sudirman terlalu padat. Pasalnya, untuk menuju rumahnya di Serpong, Stasiun Karet dirasa lebih dekat, meski hanya berbeda dua stasiun.
“Terus Sudirman itu padat banget. Aku sudah berapa kali turun di Sudirman, itu terlalu full sama penumpang ya,” lanjut Devi.
Karyawan di Kuningan, Nabila (22) juga tidak terima jika Stasiun Karet ditutup oleh pemerintah.
“Enggak terima sih, jujur. Kayak, bagaimana ya. Kalau dibilang bisa jalan dari Stasiun BNI City ke Karet, itu jauh juga,” kata Nabila.
Nabila lebih setuju jika Stasiun BNI City yang ditutup ketimbang Stasiun Karet. Sebab, stasiun itu lebih dekat dengan Stasiun Sudirman.
“Jarak dari Sudirman dan Karet itu sama-sama dekat banget. Dan BNI City itu kan ada di tengah, kenapa enggak BNI City saja yang ditutup. kok malah milih Karetnya gitu loh,” protes Nabila.
Warga Cibitung, ini mengaku ongkosnya ke kantor akan lebih mahal jika Stasiun Karet ditutup. Pasalnya, dia sudah terbiasa menggunakan kereta api commuter line (KRL) relasi dari Cikarang ke Karet.
“Kalau dari Cikarang ke Karet itu cuma Rp 4.000,” imbuhnya.
Setelah dari Karet, Nabila tinggal naik ojol untuk sampai di kantor. Jika turun di Sudirman, ongkos ojolnya tentu berbeda dengan ongkos dari Karet.
Penolakan serupa juga disampaikan oleh Arif (38) yang sudah dua tahun belakangan ini bekerja di kawasan Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
“Oh jangan (Stasiun Karet ditutup). Kantor saya dekat, tinggal lurus,” ujar Arif.
Warga Pondok Ranji ini mengaku lebih mudah baginya untuk turun di Stasiun Karet.
“Sebenarnya, enggak masalah (Stasiun Karet ditutup) asal ada ojek online dan fasilitasnya saja,” lanjut Arif.
Namun, Arif mengatakan, ongkos dari Stasiun Karet ke Kuningan tentu berbeda dengan ongkos Stasiun Sudirman-Karet.
“(Ongkos) pasti beda karena di sana (Stasiun Sudirman) agak mutar, sedikit doang sih,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Tohir mengungkap rencana penutupan Stasiun Karet pada tahun ini. Penutupan stasiun itu disebut untuk memperbaiki ekosistem perkeretapian agar lebih optimal.
Erick sempat menyinggung soal kinerja kereta bandara yang kurang optimal dalam menyerap penumpang.
"Ini yang tadi dibilang, kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet ditutup," ujarnya saat meninjau kereta bandara di Stasiun BNI, Jakarta, Rabu (1/1/2025).
Di sisi lain, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha, membenarkan tentang rencana penutupan Stasiun Karet di tahun ini. Hal ini karena Stasiun Karet dinilai begitu berdekatan dengan Stasiun BNI City.
"Jadi, kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan saja. Kita sudah buat selasarnya sampai ke BNI City," ucap Rudi.