Penggusuran Diharap Jadi Jalan Terakhir dalam Penataan Permukiman di Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Arsitektur dan Tata Kota Teguh Aryanto menekankan pentingnya penataan ulang permukiman padat penduduk di Jakarta tanpa menggusur masyarakatnya.
Teguh menyebut penggusuran dalam rangka penataan ulang kota adalah opsi terakhir yang mesti dijalankan oleh pemerintah.
Pasalnya, dua calon gubernur Jakarta, Pramono Anung dan Ridwan Kamil berencana menata ulang pemukiman padat penduduk di Jakarta.
Pramono Anung misalnya, dalam pertemuannya dengan warga Taman Sari, Jakarta Barat menyebut harus melakukan penataan kembali di permukiman tersebut.
Begitu pula Ridwan Kamil dalam pertemuannya di Rawa Buaya, Cengkareng. Dia menyebut bakal menata ulang permukiman tersebut agar lebih manusiawi.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Ikatan Arsitek Indonesia (AIA) Jakarta itu menyebut penataan ulang permukiman padat penduduk di Jakarta mesti dilakukan dengan humanis.
"Penataan kawasan kumuh haruslah tidak dengan konsep menggusur. Menggusur atau memindahkan adalah jalan terakhir. Lalu desainnya harus datang dari warga dengan asas bottom-up. Arsitek hanya mendampingi," kata Teguh saat dihubungi dari Jakarta, Senin (11/11/2024).
Teguh juga menyebut pembangunan tata kota di Jakarta haruslah melibatkan masyarakat dalam perencanannya. Teguh menekankan pada pentingnya memberikan ruang bagi masyarakat ketimbang developer.
Selain itu, Teguh juga mengimbau ihwal transportasi publik yang mesti dapat dijangkau dan ruang terbuka hijau yang harus ditingkatkan dalam penataan kota Jakarta.
"Karena di situlah letak utama masalah Kota Jakarta," tutup Teguh.