Pengungsian di Pandeglang Minim Tenaga Medis, BPBD Koordinasi dengan Pemkab

Pengungsian di Pandeglang Minim Tenaga Medis, BPBD Koordinasi dengan Pemkab

BPBD Provinsi Banten merespons soal terbatasnya tenaga medis dan fasilitas kesehatan di tempat pengungsian. BPDB berjanji bakal melakukan koordinasi dengan pihak Pemkab Pandeglang.

"Iya nanti koordinasi dengan tim kesehatan setempat, itu harus ada shift, diatur," kata Kepala BPBD Banten Nana Suryana kepada detikcom, Sabtu (7/12/2024).

Nana juga mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Provinsi Banten untuk menyiapkan dan menyalurkan kebutuhan obat bagi warga yang terdampak banjir. Menurutnya, saat ini petugas di lapangan telah mendistribusikan obat-obatan dan logistik sejak hari pertama.

"Tadi saya kontak ke kadinkes provinsi, jadi kalau nanti di lapangan kekurangan obat dipastikan akan langsung didrop sesuai dengan kebutuhan warga," katanya.

Nana menklaim mitigasi bencana banjir Pandeglang saat ini lebih baik dibandingkan dengan bencana tahun-tahun sebelumnya. Sebab menurutnya, saat ini tim dari steakholder baik TNI/Polri dan relawan sudah dari awal melakukan kesiapsiagaan.

"Kalau yang saya temui tadi, warga mengaku saat ini lebih baik dibandingkan bencana lima tahun lalu karena memang kita prinsip siaga," ucapnya.

Saat ini katanya, BPBD telah membuka 7 posko kesehatan di Kecamatan Patia, dan 4 di Pagelaran. Nana mengatakan jika ada warga yang terdampak belum mendapatkan penanganan, agar segera bisa melapor kepada petugas.

"Kalau misalkan ada info yang belum tersasar, saya kira cepat laporkan ke kita untuk segera ditangani," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, sebanyak 140 jiwa di Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, mengungsi imbas terdampak banjir. Para pengungsi mengaku sudah terserang penyakit kulit, demam, hingga muntah-muntah.

"Sudah hampir 80 persen terkena penyakit kulit," kata koordinator pengungsi bernama Iding saat ditemui di lokasi pengungsian di SDN 4 Pagelaran, Pandeglang, Banten, Sabtu (7/12).

Iding mengatakan saat ini para pengungsi sulit mendapatkan penanganan medis. Ia mengatakan tim medis tidak standby selama 24 jam.

"Ada insiden terkait minimnya tenaga medis yang standby di lokasi," ungkapnya.

Sumber