Penjamin Emisi Ungkap Lebih dari 140.000 Investor Pesan Saham IPO RATU

Penjamin Emisi Ungkap Lebih dari 140.000 Investor Pesan Saham IPO RATU

Bisnis.com, JAKARTA — PT Henan Putihrai Sekuritas melaporkan saham emiten migas milik Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 313,15 kali dalam penjatahan terpusat atau pooling allotment. 

Direktur Henan Sekuritas Jurgantara Usman mengatakan kelebihan permintaan itu mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi RATU, dari sisi pertumbuhan bisnis dan prospek industri minyak dan gas (migas) mendatang. 

“Henan Sekuritas merasa bangga dapat menemani RATU melalui milestone besar perseroan,” kata Jurgantara lewat keterangan resmi, Selasa (7/1/2025). 

Seperti diketahui, IPO RATU kali ini dikawal oleh Henan Sekuritas bersama dengan Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

Jurgantara menuturkan jumlah oversubscription itu merupakan kejadian yang kedua kalinya dalam sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) yang berhasil mencapai oversubscription sebanyak 323,42 kali saat IPO November tahun lalu.

Selain oversubscription yang tinggi, jumlah investor yang melakukan pemesanan juga terbilang masif. Tercatat sebanyak 139.899 investor retail dan 6.291 investor non-retail telah melakukan pemesanan saham RATU.

Alhasil dari banyaknya jumlah permintaan, Henan Sekuritas membeberkan porsi penjatahan sebanyak sekitar 2-3 lot bagi investor yang melakukan subscription di bawah Rp100 juta, dan penambahan penjatahan sebanyak kurang lebih 0,53% bagi yang melakukan subscription di bawah Rp100 juta. 

“Oversubscription dan jumlah investor yang tinggi dalam IPO RATU menunjukkan kalangan investor yang bukan hanya mempercayai potensi besar dari RATU, namun juga menjadi indikasi akan antusiasme masyarakat untuk aktif berinvestasi di pasar modal,” kata dia. 

Adapun, RATU mematok harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) senilai Rp1.150 per lembar atau batas atas dari harga bookbuilding.  

Dalam prospektus final yang dipublikasikan Kamis (2/1/2025), Raharja Energi Cepu menyampaikan perseroan menawarkan 543,01 juta saham dalam IPO. Jumlah itu mencakup 190,05 juta saham baru dan 352,95 juta saham yang dijual oleh RAJA.   

Total saham IPO Raharja Energi Cepu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.  Nilai IPO tersebut terdiri atas Rp218,56 miliar hasil penerbitan saham baru dan Rp405,9 miliar masuk kocek RAJA sebagai hasil dari divestasi saham RATU.   

Dari jumlah dana IPO yang dikantongi RATU, perseroan akan menggunakan sekitar Rp157,36 miliar untuk dipinjamkan kepada anak usahanya PT Raharja Energi Tanjung Jabung.  

Pinjaman itu akan digunakan anak usaha RATU untuk pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari PetroChina International Jabung Ltd. dalam rangka pengelolaan Blok Jabung senilai US$10 juta atau sekitar Rp159,42 miliar.  

Adapun, sisa kekurangan dana sekitar Rp2,05 miliar akan dilunasi RATU dengan kas internal perseroan.   Selain itu, sekitar Rp34,96 miliar dana IPO akan digunakan RATU untuk dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC).  

Selain itu, sekitar Rp34,96 miliar dana IPO akan digunakan RATU untuk dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC). 

Pinjaman itu akan digunakan PJUC  untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu sekitar US$2,2 juta atau setara dengan Rp35,07 miliar. Sementara itu, sisa Rp102,5 juta akan dipenuhi dari kas internal RATU.   

Di sisi lain, RAJA bakal mengantongi dana Rp405,9 miliar dari hasil divestasi 352,95 juta saham RATU. Sebelumnya, Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi menyampaikan dana yang diperoleh dari IPO dan sisa belanja modal akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek strategis yang sedang berjalan.  

Sebelumnya, Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi menyampaikan dana yang diperoleh dari IPO dan sisa belanja modal akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek strategis yang sedang berjalan.  

Sejumlah proyek strategis itu, kata Djauhar, meliputi penyelesaian proyek pembangunan pipa BBM Tanjung Batu-Samarinda dan pembangunan fasilitas kompresor gas di Sulawesi Selatan.  

Selain itu, RAJA turut mengalokasikan dana untuk percepatan studi kelayakan pengembangan LNG Terminal di Provinsi Banten serta LNG Plant di Kalimantan Utara & Papua Barat.  

“Hasil studi kelayakan ini akan menjadi dasar pengambilan keputusan untuk memulai kontruksi proyek-proyek tersebut pada 2025 sampai dengan 2026,” tuturnya dalam keterangan resmi, Senin (30/12/2024).  

Sumber