Penjual Kembang Api di Jatinegara Mengeluh Sepi Pembeli, Padahal Sudah Modal Rp 10 Juta
JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana kemeriahan jelang tahun baru 2025 mulai terlihat di sepanjang Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (29/12/2024).
Deretan lapak penjual petasan dan kembang api mulai terlihat mewarnai pemandangan mata para pengguna jalan.
Tumpukan petasan dari berbagai jenis yang bisa dipilih pembeli seolah menjadi pengingat akhir tahun 2024 kini tersisa dua hari lagi.
Varian petasan beberapa di antaranya petasan banting, petasan disko, petasan roket, petasan air mancur, petasan tulis, kembang api, hingga petasan roman candle tersusun rapi untuk pembeli.
Tidak ingin menyulitkan para calon pembeli, lapak pedagang petasan berada di setiap 5-10 meter, membebaskan mereka menentukan pilihan.
Terlihat, sesekali pengendara motor menepi dan mencoba menawar harga dari petasan yang sudah dipajang.
Para pedagang sendiri sudah bersiap merapikan lapak sejak pukul 09.00 WIB, bahkan beberapa di antaranya berjaga semalaman dan tidur di alas tikar yang dipasang dekat lapak jualannya.
Ternyata, aktivitas ini sudah dijalani oleh Kartini (49), seorang pedagang petasan yang sudah memasuki tahun keempatnya.
Sehari-hari, ia berangkat dari rumah sekitar pukul 08.30 WIB untuk menyiapkan ratusan petasan yang ia persiapkan dengan modal Rp 10 juta.
"Kita buka sampai malam, ya buka dari jam segini (09.00 WIB), nanti paling malam kita tutupnya 00.00 WIB," ungkap Kartini, Minggu.
Kartini yang sudah berjualan memasuki hari kelima menyebutkan, pembeli yang mampir masih sepi dan hanya cukup untuk membayar makannya sehari-hari.
"Ya ada pemasukan, cuma enggak menentu. Paling 1-3 pembeli saja, bahkan kadang-kadang ada nol pembeli," tutur Kartini.
"Jadi ya kadang-kadang pemasukan sehari cuma habis buat makan hari itu, gitu," lanjut dia.
Hal serupa juga diceritakan Maryam (54), pemilik lapak petasan yang sudah berjualan selama hampir 20 tahun.
Dari tahun ke tahun, ia melihat jumlah pesaing semakin bertambah dan membuat dirinya meyakini potensi pemasukan juga akan berkurang.
Namun, hal itu tetap tidak mematahkan komitmen dirinya untuk berjualan yang momentumnya hanya setahun sekali ini.
"Kita kuatin di langganan. Kayak dulu cuma tiga pedagang, tahun depannya bisa 10, tahun depannya lagi bisa 50. Sedangkan sekarang kalau ngikutin jalan ini, ya sudah enggak terhitung (jumlah pedagangnya)," ujar Maryam.
Bahkan, demi mensiasati pemasukan bisa memperoleh lebih, Maryam sudah membuka lapak jualannya sejak 17 Desember, atau sepekan sebelum natal.
"Cuma dapat sekitar 1-3 pembeli sehari, tapi itu lumayan jadi strategi kita. Karena apa? Pedagang banyak yang jualan cuma mendekati hari natal,” terang dia.
Maryam dan Kartini berharap pembelian kembang api dan petasan semakin meningkat pada sisa hari jelang malam pergantian tahun.
Dengan begitu, mereka bisa membantu kehidupan keluarganya masing-masing pada tahun mendatang.