Penutup Saluran Air di Kemang Hilang 3 Kali, Lurah Bangka Bakal Lapor Polisi
JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Firdaus Aulawy berencana melaporkan dugaan pencurian penutup saluran air di Jalan Kemang Raya ke polisi.
Pasalnya, kehilangan tersebut bukan kali pertama terjadi. Sejak 2023, penutup saluran air di jalan itu sudah hilang tiga kali.
"Tentu kami karena unit yang paling bawah di pemda (pemerintah daerah), selalu melaporkan ke jenjang komando yang lebih tinggi, baik ke kecamatan. Tapi karena ini udah berulang, bisa jadi ada unsur kesengajaan, nanti mungkin kami lapor dulu nih," kata Firdaus saat dihubungi, Rabu (8/1/2025).
Saat pertama dan kedua kali penutup saluran air hilang, Firdaus hanya berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk mengganti fasilitas tersebut.
Namun, ia kini berencana melapor ke polisi karena menduga adanya kesengajaan. Pasalnya, untuk mengambil penutup saluran air tersebut tidak bisa hanya menggunakan tangan.
Maka dari itu, Firdaus menduga ada pihak yang sengaja mengambil penutup saluran air itu lantas menjualnya untuk mendapatkan uang.
"Perlu dicongkel pakai alat, niat berarti dia itu," tambah Firdaus.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah penutup saluran air di Jalan Kemang Raya hilang, Rabu (8/1/2025).
Pengamatan Kompas.com di lokasi, setidaknya ada 14 penutup saluran air yang hilang, mulai dari depan rumah pompa air Kemang hingga dekat Mal Grand Kemang.
Sedikitnya, ada delapan penutup saluran air di sebelah kiri jalan menuju Jalan Prapanca Raya yang hilang. Lalu, ada sekira enam penutup saluran air di arah sebaliknya yang raib.
Beberapa penutup saluran air hanya hilang setengah bagian. Beberapa lainnya hilang sepenuhnya, menyisakan lubang yang cukup panjang di pinggir jalan.
Penutup saluran air yang hilang ini terbuat dari teralis besi.
Hilangnya penutup ini mengakibatkan sampah dengan mudah masuk ke saluran air. Mayoritas sampah adalah sampah dedaunan.
Bahkan, ada batu berukuran besar yang menghalangi jalan masuk air di saluran air tersebut. Sisanya adalah sampah-sampah plastik.
Sampah-sampah itu kemudian bercampur dengan lumpur dan mengendap di jalan masuk air.
Hilangnya penutup saluran air juga membuat lubang yang cukup besar. Beberapa lubang ditutupi menggunakan kayu agar tidak ada pengendara atau pejalan kaki yang terjerembap ke lubang tersebut.