Penutup Saluran Air di Kemang Hilang Tiga Kali, Lurah Bangka Berharap Dinas SDA Gunakan Material Selain Besi

Penutup Saluran Air di Kemang Hilang Tiga Kali, Lurah Bangka Berharap Dinas SDA Gunakan Material Selain Besi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Bangka Firdaus Aulawy berharap Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta menggunakan material selain besi terhadap penutup saluran air di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.

Hal itu dia sampaikan setelah penutup saluran air yang terbuat dari besi di jalan tersebut telah hialng tiga kali.

"Malah gini izin, kalau ada material lain selain besi, mungkin saya menyampaikan ke dinas tata air (SDA), material yang sama kuat, tetapi tidak terbuat dari besi, kalau kemudian asumsinya besi ini hilang karena nilai value-nya dia," kata Firdaus saat dihubungi, Rabu (8/1/2025).

Firdaus menduga, penutup saluran air itu hilang karena pencurian besi untuk dijual.

Dia menyarankan, Dinas SDA menggunakan material plastik atau sejenisnya yang tidak memiliki nilai jual tinggi.

Selain itu, Firdaus mengatakan, bakal melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian melalui koordinasi dengan Dinas SDA.

Sebab, selama dua kali pencurian terjadi, pihaknya belum melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian, hanya berkoordinasi dengan Dinas SDA.

"Karena ini udah berulang, bisa jadi ada unsur kesengajaan, nanti mungkin kami lapor dulu nih," tambah dia.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah penutup saluran air di Jalan Kemang Raya hilang, Rabu (8/1/2025).

Pengamatan Kompas.com di lokasi, setidaknya ada 14 penutup saluran air yang hilang, mulai dari depan rumah pompa air Kemang hingga dekat Mal Grand Kemang.

Terdapat delapan penutup saluran air di sebelah kiri jalan menuju Jalan Prapanca Raya, hilang. Sementara itu, ada sekira enam penutup saluran air lainnya yang hilang di arah sebaliknya.

Beberapa penutup saluran air hanya hilang setengah bagian. Beberapa lainnya hilang sepenuhnya, menyisakan lubang yang cukup panjang di pinggir jalan.

Penutup saluran air yang hilang ini terbuat dari teralis besi. Dengan hilangnya penutup ini mengakibatkan sampah masuk ke saluran air.

Mayoritas sampah adalah sampah dedaunan. Bahkan, ada pula batu berukuran besar yang menghalangi jalan masuk air di saluran air tersebut. Sisanya adalah sampah-sampah plastik.

Sampah-sampah itu kemudian bercampur dengan lumpur dan mengendap di jalan masuk air. Hilangnya penutup saluran air juga memberikan lubang yang cukup besar.

Beberapa lubang ditutupi menggunakan kayu agar tidak ada pengendara atau pejalan kaki yang terjerembap ke lubang tersebut.

Sumber