Penutupan Stasiun Karet Disebut Masih Belum Pasti

Penutupan Stasiun Karet Disebut Masih Belum Pasti

JAKARTA, KOMPAS.com - Penutupan Stasiun Karet di Jakarta Pusat yang direncanakan oleh pemerintah hingga saat ini belum diputuskan, karena masih dalam tahap kajian.

"Belum (pasti), masih dikaji. Kan definisi tutup itu belum clear," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal, Rabu (8/1/2024).

Keputusan mengenai penutupan stasiun transportasi publik berbasis rel tersebut masih mempertimbangkan kemudahan akses bagi masyarakat.

Pemerintah berencana menutup Stasiun Karet yang berdekatan dengan Stasiun BNI pada tahun ini.

Rencana ini pertama kali disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau kereta bandara di Stasiun BNI, Jakarta, pada Rabu (1/1/2025).

Erick mengungkapkan kereta bandara Jakarta belum optimal menyerap potensi penumpang.

Meskipun berdasarkan data InJourney, ada 56 juta penumpang yang menggunakan kereta, Erick menyatakan pentingnya membangun ekosistem yang lebih baik.

“Ini yang tadi dibilang, kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet ditutup,” ujarnya.

Namun, wacana penutupan Stasiun Karet menimbulkan gejolak penolakan dari masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada stasiun ini untuk aktivitas sehari-hari.

Penolakan datang dari sejumlah karyawan yang bekerja di kawasan Sudirman, Karet, dan Kuningan.

Devi, seorang karyawan berusia 23 tahun, mengungkapkan penolakannya terhadap penutupan.

Meskipun kantornya dekat dengan Stasiun Sudirman, ia lebih memilih menggunakan Stasiun Karet karena lebih nyaman dan dekat dengan tempat kerjanya.

“Sudirman itu padat banget. Aku sudah berapa kali turun di Sudirman. Itu terlalu full sama penumpang,” ujar Devi.

Hal serupa disampaikan oleh Panji, seorang karyawan berusia 36 tahun, yang mengungkapkan bahwa akses ke kantornya lebih mudah jika menggunakan Stasiun Karet dibandingkan dengan Stasiun Tanah Abang.

Menurutnya, perjalanan dari Tanah Abang ke tempat kerjanya lebih sulit karena harus melewati antrean yang panjang.

Kapasitas Stasiun Karet yang terbatas

Sementara itu, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus menjelaskan, berdasarkan data KCI, setiap jam, Stasiun Karet dapat menampung hampir 2.000 orang pengguna KRL. Namun, waktu tunggu pemberangkatan di Stasiun Karet sekitar 10 menit.

Dengan kapasitas ruang tunggu yang ideal hanya 330 orang, namun saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang. Hal ini menimbulkan risiko keselamatan bagi para pengguna.

“Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang membuatnya lebih berisiko terhadap keselamatan pengguna,” ujar Joni.

Selain itu, akses keluar masuk Stasiun Karet yang berdekatan dengan perlintasan sebidang juga dianggap rentan terhadap kemacetan.

Oleh karena itu, meski penutupan belum pasti, berbagai pertimbangan terkait kapasitas dan keselamatan tetap menjadi bagian dari kajian pemerintah.

Sumber