Penyaluran Gas Bumi Capai 5.590 BBtud per Kuartal III/2024, Mayoritas untuk Domestik
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan penyaluran gas bumi sepanjang Januari-September 2024 mencapai 5.590,12 billion british thermal unit per day (BBtud).
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya mengatakan, penyaluran gas bumi itu diprioritaskan untuk kebutuhan domestik.
Dia mencontohkan, dari total penyaluran gas bumi 5.590,12 BBtud itu, sebanyak 685,85 BBtud atau 12,27% disalurkan untuk industri pupuk.
Selanjutnya, sebanyak 26,28% untuk kebutuhan industri, kelistrikan 12,69%, domestik LNG 11,75%, lifting minyak 3,69%, domestik LPG 1,4%, BBG 0,07%, city gas 0,29%, ekspor GP 7,71%, dan ekspor LNG 23,86%.
"Kami utamakan adalah penggunaan domestik, jadi kami harapkan ini gas ketika nanti produksi, kita arahkan untuk pemenuhan kebutuhan domestik dan juga upaya untuk dilakukannya hilirisasi," kata Chrisnawan dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Di sisi lain, Chrisnawan mengatakan, Kementerian ESDM pun terus menggenjot produksi dan distribusi gas, salah satunya dengan program pembangunan jaringan gas (jargas).
Dia mengatakan, pembangunan transmisi pipa gas bertujuan untuk mengoneksikan potensi-potensi gas yang memang sudah ada. Chrisnawan mencontohkan pembangunan pipa Cirebon-Semarang (Cisem) I bertujuan menghubungkan jaringan gas Jawa bagian timur dengan Jawa Barat.
Pasalnya, daerah Jawa bagian timur memiliki potensi gas yang sangat besar. Dengan pipa Cisem I, gas itu bisa terdistribusi ke Jawa Barat.
Hal yang sama juga terjadi di Aceh-Andaman. Chrisnawan mengatakan Aceh memiliki potensi gas yang besar.
"Apabila ini tidak kita lakukan pembangunan jaringan transmisi maka akan sangat disayangkan potensi besar yang ada di Andaman tidak bisa kita expedite [percepat]," katanya.
Chrisnawan menambahkan bahwa kelak jargas di Jawa dan Sumatra bakal terhubung. Dengan begitu, pemanfaatan gas bumi bisa lebih merata.
"Selanjutnya Jawa-Sumatra ini juga terhubung yang tentunya akan memberikan manfaat yang lebih besar tidak hanya untuk industri, tetapi juga untuk pembangkit tenaga listrik, PLN dan juga untuk industri komersil dan rumah tangga," tutup Chrisnawan.