Penyebab Banjir Parah di Desa Ngaban dan Desa Boro Sidoarjo
KOMPAS.com - Dua desa di Kabupaten Sidoarjo terendam banjir, ketinggiannya mencapai 50 centimeter per Senin (16/12/2024).
Dua desa di Sidoarjo yang terendam banjir tersebut adalah RW 01 Desa Ngaban, Kecamatan Tanggulangin dan RW 03 Desa Boro, Kecamatan Candi.
“Kemarin 40 centimeter, sekarang naik 10 centimeter jadi 50 centimeter,” kata Relawan Tim Posko BPBD Sidoarjo, Ade Isa, saat ditemui Kompas.com di lokasi, Senin (16/12/2024).
Sudah terhitung empat hari sejak 12 Desember 2024, BPBD Sidoarjo membuka posko pemantauan di Balai RW 01 Desa Ngaban.
“Kami juga memasang CCTV di sekitar lokasi banjir untuk mempermudah pemantauan. Jadi setiap RT ada detektornya jadi kami bisa laporkan setiap sejam sekali,” ucap Ade.
Ade mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab banjir di dua desa tersebut. Pertama, curah hujan yang tinggi menyebabkan air sungai meluap.
“Kemudian, irigasi warga setempat belum memadai. Nanti ada pertemuan dengan kecamatan untuk membahas irigasi dan solusinya,” ujarnya.
Lebih lanjut, banjir air rob juga turut merendam di sejumlah wilayah di Sidoarjo termasuk Desa Ngaban dan Desa Boro.
“Ini disebabkan adanya air rob juga, tinggi-tinggi terjadi hari ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, BPBD Sidoarjo sudah menyedot air menggunakan tiga unit pompa secara berkala untuk mengurangi debit air.
“Kami juga sudah mengeruk eceng gondok yang menutup sungai supaya alirannya nanti lancar,” ujarnya.
Ade tak menampik ketinggian banjir di Desa Ngaban dan Desa Boro berpotensi meningkat.
“Berpotensi naik. Tapi kalau untuk ketinggiannya kami belum bisa memprediksi,” sambungnya.
Saat ini BPBD Sidoarjo tengah mengerjakan pembukaan posko pengungsian untuk mengevakuasi warga terdampak banjir.
“Tempat pengungsian sudah kami kerjakan, petakan. Tapi masih kami pertanyakan, karena kami khawatir tinggi-tingginya,” tuturnya.
BPBD Sidoarjo memastikan belum ada laporan korban yang terdampak banjir di Desa Ngaban dan Desa Boro.
“Kami berkoordinasi dengan Puskesmas Tanggulangin. Masalahnya bisanya gatal-gatal tapi sudah ada obat-obatan dan balita ada biskuit tambahan,” ujarnya.
Ade juga menjelaskan bahwa banjir parah di Desa Ngaban dan Boro ini terbilang baru. Sebab, langganan banjir di Kabupaten Sidoarjo berada di Desa Banjarasri, Banjarpanji dan Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin.
“Secara topografi di sana lebih rendah. Tapi informasi yang kami dapat, di sana belum ada genangan yang memerlukan penanganan lebih lanjut,” imbuhnya.
Berdasarkan laporan BPBD Sidoarjo, total warga yang terdampak banjir sebanyak 101 KK Desa Ngaban dan 48 KK Desa Boro.