Perbedaan Bencana Hidrometeorologi Basah dan Kering

Perbedaan Bencana Hidrometeorologi Basah dan Kering

Ada dua jenis bencana hidrometeorologi yang terjadi, yaitu bencana hidrometeorologi basah dan kering. Secara umum, bencana hidrometeorologi terjadi akibat dari adanya cuaca ekstrem yang terjadi berdasarkan pada periode musimnya.

Menurut BMKG, bencana hidrometeorologi adalah fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di air (hidrologi), atmosfer (meteorologi), atau lautan (oseanografi). Bencana hidrometeorologi termasuk jenis bencana alam akibat munculnya cuaca atau iklim ekstrem, disebut juga sebagai bencana hidroklimatologi. Ini merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di wilayah Indonesia.

Jenis bencana hidrometeorologi ada yang bersifat basah dan ada yang bersifat kering. Berdasarkan periode bencana, kedua jenis bencana hidrometeorologi ini dipengaruhi oleh kedua musim yang ada di Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Berikut ini penjelasan tentang bedanya hidrometeorologi basah dan kering beserta contoh bencananya

Mengutip dari BMKG, pengertian bencana hidrometeorologi basah adalah bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat adanya cuaca ekstrem, seperti curah hujan hujan yang sangat lebat melebihi normalnya. Jenis bencana hidrometeorologi basah sering terjadi pada periode musim hujan.

Contoh kelompok bencana hidrometeorologi basah, antara lain banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga curah hujan ekstrem.

Mengutip dari BMKG, pengertian bencana hidrometeorologi kering adalah bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat kelangkaan hujan, karena dalam kurun waktu yang lama tidak terjadi hujan atau kemarau panjang. Jenis bencana hidrometeorologi kering sering terjadi pada periode musim kemarau.

Contoh kelompok bencana hidrometeorologi kering, antara lain kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), hingga kualitas udara buruk.

Sumber