Perjuangan Ahmad Hariyadi Urus SKCK di Bekasi, Dua Kali Datang karena Kehabisan Nomor Antrean

Perjuangan Ahmad Hariyadi Urus SKCK di Bekasi, Dua Kali Datang karena Kehabisan Nomor Antrean

BEKASI, KOMPAS.com - Ahmad Hariyadi (23) dari Rawalumbu harus berjuang keras untuk mendapatkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi Kota.

Gedung itu sangat ramai karena ia datang bertepatan dengan momen persiapan administrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024 yang baru saja lolos.

Di tengah antrean ratusan pemohon lainnya yang memenuhi Gedung Pelayanan Polres Metro Bekasi Kota, Hariyadi merasakan betapa sulitnya memenuhi kebutuhan administratif ini.

Hariyadi mengaku telah dua kali datang ke lokasi pelayanan di Gedung Pelayanaan Polres Metro Bekasi Kota, Jalan Sudirman, Bekasi Barat.

Dalam kunjungan sehari sebelumnya, ia tidak mendapat nomor antrean lantaran jumlah pemohon yang sangat banyak.

"Kemarin saya datang jam 11.00 WIB. Sudah enggak dapat antrean, disuruh petugas datang lagi," ungkap Hariyadi saat ditemui di lokasi pelayanan, Kamis (9/1/2025).

Setelah gagal mendapatkan nomor antrean, Hariyadi pulang ke rumah dengan harapan untuk kembali lagi dengan lebih baik di hari berikutnya.

Pada hari kedua, ia tiba di gedung pelayanan pada pukul 06.00 WIB. Ia bertekad untuk mendapatkan nomor antrean paling awal. Namun, keberuntungannya masih belum berpihak.

Ia menerima nomor antrean 298 dari total 400 slot yang tersedia setiap harinya.

ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com Pengurusan permohonan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) di Gedung Pelayanan Polres Metro Bekasi Kota, Jalan Jenderal Sudirman, Bekasi Barat, pada Kamis (9/1/2025), membludak.

Kesabaran Hariyadi diuji lagi ketika ia harus menunggu selama tiga jam sebelum akhirnya dipanggil oleh petugas untuk mengisi data diri.

Tepat pukul 09.00 WIB, ia dipanggil untuk mengisi formulir.

Hariyadi menyerahkan pas foto 4x6 sebanyak empat lembar, fotokopi BPJS Kesehatan, dan fotokopi tangkapan layar aplikasi Presisi sebagai syarat administrasi.

Setelah proses pengisian data selesai, Hariyadi kembali harus menunggu.

Hingga pukul 12.00 WIB, ia masih mondar-mandir di luar gedung pelayanan, menanti selembar kertas SKCK yang  yang akan dibagikan petugas.

Meski menunggu dalam waktu yang cukup lama, ia mengaku menikmati waktu tersebut.

"Saya berharap bisa segera mendapatkan pekerjaan setelah mendapatkan SKCK," kata Hariyadi.

Ia menargetkan untuk segera bekerja setelah sebulan lamanya menganggur.

"Targetnya bisa kerja di bidang tambang di Kalimantan," jelasnya penuh harapan.

Hariyadi pun mengungkapkan, ia hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 30.000 sebagai biaya administrasi dan menegaskan bahwa tidak ada pengeluaran lainnya di luar biaya yang telah ditentukan.

"Di luar itu enggak ada, kalau pun ada pasti diviralin," tuturnya.

Perjuangan Ahmad Hariyadi untuk mendapatkan SKCK menunjukkan betapa pentingnya dokumen ini dalam mendukung pencari kerja di tengah ketatnya persaingan di pasar kerja.

Sumber