Perjuangan Siswa di Pedalaman Ende, Seberangi Sungai Demi Sekolah
ENDE, KOMPAS.com – Para siswa Sekolah Dasar (SD) asal Dusun Woimite, Desa Mbotulaka, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa menyeberangi arus sungai demi sekolah.
Sekolah mereka terletak di Dusun Aese, sekitar 3 kilometer dari kampung itu.
Akses menuju sekolah tidaklah mudah, lantaran harus menyeberangi sungai dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter.
Tak jarang, seragam sekolah yang dikenakan basah.
Siswa semakin kesulitan, terutama saat musim hujan, mengingat belum ada jembatan yang dibangun di sungai tersebut. Saat musim hujan, ketinggian air sungai mencapai 3 meter.
Mereka pun terpaksa meliburkan diri. Namun, ada siswa yang terkadang mengambil jalan penuh risiko.
Ada juga yang menunggu hingga air surut, hingga terlambat masuk sekolah.
Fransisika (9), salah seorang siswa, mengungkapkan, hampir setiap kali musim hujan mereka tidak ke sekolah.
Ia dan beberapa siswa di dusun itu memilih belajar dari rumah.
"Tapi kalau kami tidak ke sekolah, kami tidak dapat materi pembelajaran dari bapak ibu guru," ujarnya.
Menurut Fransiska, ketiadaan jembatan menjadi salah satu kendala utama yang mereka hadapi.
Dia berharap pemerintah bisa membangun jembatan, agar mereka tidak takut dan cemas saat ke sekolah.
Kepala Dusun Woimite, Benyamin Japa, mengakui bahwa ketiadaan jembatan menghambat akses siswa menuju sekolah, terutama saat musim hujan seperti sekarang.
“Saat musim penghujan, siswa asal Dusun Woimite terpaksa tidak berangkat sekolah karena membahayakan keselamatan mereka,” kata dia.
Menurut Benyamin, kondisi ini juga berpengaruh terhadap perekonomian warga yang pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani.
Ketika musim hujan, mereka pun tidak dapat melewati sungai menuju ke kebun. Menurutnya, hal itu sudah mereka alami selama puluhan tahun.
“Ini sudah jadi nasib kami berpuluh tahun,” ucapnya.
Dia berharap pemerintah daerah, provinsi, dan pusat membangun jembatan di desa tersebut untuk memudahkan akses para siswa maupun warga.