Perjuangan Siswa SDN 1 Balai Banjang Kalteng Ikut ANBK, Tempuh 35 Km demi Akses Internet
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Akses terhadap prasarana pendidikan yang memadai, salah satunya jaringan internet, merupakan hak warga negara yang harus diupayakan pemerintah.
Namun, hingga kini, masih terdapat sekolah di pelosok Indonesia yang kesulitan melaksanakan kegiatan belajar mengajar akibat terkendala minimnya jaringan internet.
Salah satu contoh dari masalah tidak meratanya akses internet ini dialami oleh para siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Balai Banjang, Kecamatan Pasak Talawang, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Ketika mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) pada 28-29 Oktober lalu, mereka harus menempuh jalan puluhan kilometer demi bisa menjalani ujian asesmen tersebut.
Sebab, jaringan di sekolah asal mereka tak memadai.
“ANBK dimulai Senin (28/10/2024), dua hari, selesai hari Selasa. Kemarin kami bawa anak-anak ke SMPN Bajuh Kapuas Tengah, di Desa Bajuh, Kecamatan Kapuas Tengah, untuk cari internet, karena di Desa Balai Banjang tidak ada jaringan,” ungkap Kepala SDN 1 Balai Banjang, Megawiwik kepada Kompas.com saat dihubungi dari Palangka Raya, Kamis (31/10/2024).
Untuk ke Desa Bajuh, para guru bersama 14 siswa dari kelas V yang mengikuti ANBK harus menaiki mobil bak terbuka dengan jarak tempuh kurang lebih 35 kilometer atau 40 menit dari SDN Balai Banjang.
Mereka harus melewati tiga desa untuk bisa mencapai lokasi sekolah yang menyediakan ruangan dan jaringan internet lancar demi ANBK tersebut. Beruntung, salah satu guru memiliki mobil bak terbuka.
“Kami melewati jalan berbukit dan berbatu yang kalau banjir jalannya susah diakses, untung waktu itu jalan dalam kondisi kering setelah lama tidak hujan,” jelas Megawiwik.
Keputusan itu mereka ambil lantaran ANBK merupakan program wajib yang jika tidak terlaksana, maka sekolah diminta mengulang sampai bisa terlaksana.
SDN 1 Balai Banjang juga sudah menerima bantuan laptop bisa melaksanakan ANBK, meski tetap mengalami kendala jaringan saat ujian dilaksanakan.
“Kami kemarin terkendala jaringan di lokasi sekolah, makanya kami angkut semua alat-alat teknis pelaksanaan ujian, seperti Chromebook, genset, dan kabel-kabel, ke Desa Bajuh, lokasi ujian kedua yang menyediakan jaringan memadai,” ungkapnya.
Megawiwik mengakui, pada hari pertama, pihaknya masih bisa melaksanakan ANBK di SDN Balai Banjang, walaupun kebanyakan siswa mengeluh karena sering keluar dari server ujian lantaran terkendala jaringan.
“Kemudian, pada hari kedua, tidak ada jaringan sama sekali, terpaksa kami ambil tindakan dengan mencari jaringan di Desa Bajuh,” ujarnya.
Syukurnya, ketika pindah ke Desa Bajuh, anak-anak bisa mengakses jaringan internet dengan lancar.
“Kalau di Balai Banjang, memang di sini jaringan sedang sulit-sulitnya,” ucap Megawiwik.
Dia mengaku heran dengan leletnya jaringan di Desa Balai Banjang kala ANBK dilaksanakan. Pada tahun sebelumnya atau 2023, pelaksanaan ANBK di SDN 1 Balai Banjang bisa terlaksana dengan jaringan yang cukup lancar.
“Tapi memang untuk 2021-2022 dulu kami harus menumpang di Desa Pujon, Kecamatan Kapuas Tengah, karena terkendala jaringan, Chromebook juga belum ada saat itu,” jelasnya.
Masalah buruknya jaringan internet di tahun 2024 rupanya tak hanya terjadi di Desa Balai Banjang. Padahal, jaringan internet sudah mulai masuk di Kecamatan Pasak Talawang sejak pertengahan 2022. Meski begitu, terdapat beberapa daerah yang masih blank spot.
Menurut Megawiwik, hampir seluruh sekolah yang ada di Kecamatan Pasak Talawang mengalami kesulitan jaringan, padahal sudah ada surat edaran (SE) dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas untuk mengondisikan jaringan dan listrik saat ANBK dilaksanakan.
“Kalau untuk di Desa Balai Banjang sinyal sulit sejak Juli 2024 kemarin, sedangkan jaringan mulai masuk Pasak Talawang sekitar pertengahan 2022,” ungkapnya.
Akibat belum memadainya jaringan itu, kata Megawiwik, pada ANBK gelombang pertama yang mereka berhasil ikuti, terdapat beberapa sekolah di Kecamatan Pasak Talawang yang gagal dan terpaksa mengulang ANBK untuk gelombang kedua atau berikutnya.
“Karena sekolah-sekolah yang gagal dan terpaksa mengulang itu sebelumnya tidak bisa login akibat terkendala jaringan internet,” ucapnya.
“SDN 1 Tumbang Tukun dan SDN 2 Kaburan contohnya, kemarin gagal melaksanakan ANBK dan terpaksa mengulang, kalau SDN 1 Balai Banjang sudah selesai oleh kami cepat ‘kabur’ cari jaringan,” imbuhnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, Aswan mengatakan, kendala jaringan pada sekolah-sekolah di Kecamatan Pasak Talawang sudah menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas.
“Fenomena blank spot ini kan menjadi PR kami bersama, masih ada daerah-daerah yang belum tersentuh jaringan. Upaya kami, yang pasti berkoordinasi dengan perangkat daerah teknis untuk bisa membangun BTS (Base Transceiver Station) di daerah-daerah blank spot,” ujar Aswan kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon, Kamis (31/10/2024).
Aswan mengakui, Kecamatan Pasak Telawang memang merupakan wilayah yang memiliki titik-titik blank spot jaringan.
Sebagai langkah jangka pendek, mereka mengambil kebijakan supaya sekolah yang terkendala jaringan bisa pindah ke lokasi pendidikan terdekat yang memiliki jaringan lebih memadai ketika proses ujian dilaksanakan.
“Itu saja upaya kami saat ini, masalah blank spot ini kan masalah bersama, karena internet kan tidak hanya untuk kegiatan sekolah, tapi juga untuk kegiatan lainnya kita perlu akses telekomunikasi itu,” tuturnya.
Aswan mengakui, digitalisasi pembelajaran menjadi program prioritas pihaknya bagi pendidikan di kabupaten setempat. Untuk memaksimalkan program itu, tentu tidak lepas dari jaringan internet.
“Ini di tahun 2025 menjadi PR kami, kami mengakui kelemahan kami berkaitan dengan jaringan ini, sementara kebijakan Merdeka Belajar hampir 99 persen menggunakan teknologi,” ujarnya.
Aswan memastikan, ANBK tetap akan berjalan dengan segala kendala yang nantinya akan dihadapi. Tak hanya sekolah di wilayah perdesaan, untuk di sekolah wilayah perkotaan saja, kendala jaringan juga terjadi.
Ihwal kapan pemasangan BTS dilakukan pada titik-titik lokasi yang blank spot, pihaknya sudah berkoordinasi dengan perangkat daerah teknis.
“Masalah ini menjadi prioritas kami, karena dalam beberapa tahun ini, seiring dengan munculnya kebijakan merdeka belajar, kendalanya seperti ini,” pungkasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kapuas, Hartoni, saat ingin dikonfirmasi Kompas.com melalui WhatsApp, hingga berita ini diturunkan belum memberikan respons.