Permintaan Mobil untuk Penyandera Bocah Sempat Dipenuhi, Punya Siapa?
Pria berinisial IJ (54) sempat meminta dijemput mobil saat menyandera bocah berusia 4 tahun di Pospol Pejaten, Jakarta Selatan (Jaksel). Keinginan itu dipenuhi dalam proses negosiasi.
Mobil hitam lalu diparkir dekat Pospol Pejaten. IJ lalu dibolehkan masuk ke dalam mobil tersebut.
Dalam video beredar, IJ tampak masih mencengkeram erat korban saat memasuki sedan itu. Sejumlah anggota TNI dan polisi turut mendekati untuk menyelamatkan korban.
Terlihat IJ duduk di kursi penumpang belakang. Anggota TNI-Polri terus bernegosiasi dengan IJ.
Mobil sedan hitam itu disediakan Serda Wahyu, anggota Babinsa 03/Pasar Minggu Kodim 0504/Jakarta Selatan. Serda Wahyu menghentikan mobil dinas berpelat TNI yang kebetulan melintas di sekitar lokasi.
Dia berupaya memenuhi permintaan IJ untuk menjaga peluang tetap dapat menyelamatkan korban. Anggota TNI-Polri terus mengupayakan menyelamatkan korban sandera.
"Lalu pelaku minta disediakan mobil, kebetulan waktu itu ada mobil sedan berpelat Mabes TNI yang sedang melintas dan Serda Wahyu berkoordinasi dengan driver bahwa ada anak yang sedang disandera dan penyandera meminta disediakan mobil," demikian keterangan Kodam Jaya, Selasa (29/10/2024).
Setelah mobil tiba dan IJ masuk ke dalamnya, Serda Wahyu terus melanjutkan negosiasi. Hingga kemudian anggota polisi merebut pisau yang dibawa pelaku.
"Kemudian Serda Wahyu kembali membujuk pelaku untuk memasuki mobil yang sudah disiapkan, setelah di dalam mobil kembali Serda Wahyu bernegoisasi dengan pelaku, saat pelaku lengah petugas langsung merebut pisau pelaku," ucapnya.
Sejumlah polisi dan warga lalu merangsek ke dalam mobil untuk menahan pelaku agar tak memberontak atau melukai korban. Pada waktu bersamaan, korban bisa direbut dari sandera dan Serda Wahyu langsung menggendongnya.
"Serda wahyu merebut anak yang menjadi sandera, kemudian Serda Wahyu Babinsa Koramil 03/Pasar Minggu berhasil menyelamatkan anak korban penyanderaan," katanya.
Selanjutnya pelaku penyanderaan diamankan dan dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan. Terkini, IJ telah dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Timur karena laporan awal atas kasusnya ditangani di sana.
Selanjutnya
Pelaku IJ beralasan membawa korban dari orang tuanya untuk jalan-jalan. Namun, IJ malah menculik hingga menyandera korban.
"(Pelaku) berizin dulu dengan orang tuanya (korban). Inisial orang tua korban, Y. Kemudian, alasannya untuk membawa S jalan-jalan ke rumah sepupunya," sebut Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi kepada wartawan, Senin (28/10).
Nurma mengatakan IJ dan orang tua korban saling kenal sekitar dua bulan. Pelaku merupakan teman bisnis ayah korban.
"Kenal. Jadi, alasannya, kami dapat keterangan dari yang dilaporkan atau pelaku ini, dia sudah mengenal selama dua bulan dengan ibu dan bapaknya. Kemudian, kemarin, dia minta izin untuk mengajak anak inisial S ini berjalan-jalan. Kemudian, alasannya untuk ke sepupunya dari yang melakukan atau terlapor," ungkap Nurma.
Polisi menyebut pelaku penyekapan mengalami halusinasi usai memakai sabu. Polisi menyebut pelaku merasa dikejar-kejar sehingga menjadikan korban sebagai tameng.
"Motifnya sebetulnya dia hanya menjadikan anak ini sebagai tameng. Jadi dia takut, halusinasinya dikejar orang. Jadi dia berhalusinasinya bahwa dia itu dikejar orang. Tapi kalau dia lihat ada anak kecil, dia tidak jadi dikejar orang. Itu halusinasinya," terang Nurma.
Dia mengatakan pihaknya telah melakukan tes urine terhadap pelaku IJ dan hasilnya positif mengandung narkoba. Pelaku mengaku sudah menggunakan sabu sejak empat hari lalu.
"Karena dia memakai sabu, sudah diperiksa, dia positif pakai sabu," kata Nurma.
"Pengakuan dari dia (pelaku), dia sudah memakai sabu sudah empat hari," tambahnya.