Pernah Bertetangga, Nanang “Gimbal” dan Sandy Permana Tak Tegur Sapa sejak Lama

Pernah Bertetangga, Nanang “Gimbal” dan Sandy Permana Tak Tegur Sapa sejak Lama

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketegangan antara peternak ayam Nanang Irawan alias Nanang Gimbal (47) dan artis Sandy Permana (45) diperkirakan sudah terjadi sejak lama.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengungkapkan, keduanya sudah tidak saling bertegur sapa.

"Tersangka tidak pernah menyapa korban dan korban pun tidak pernah menyapa tersangka," ungkap Wira dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (16/1/2025).

Permasalahan di antara mereka bermula ketika Sandy mendirikan tenda untuk pesta pernikahan yang memasuki pekarangan rumah Nanang.

Selain itu, Sandy juga menebang pohon di pekarangan Nanang tanpa izin.

"Namun, tersangka tidak menegur korban karena tersangka tahu korban sangat pemarah," kata Wira.

Akibat insiden tersebut, Nanang merasa sakit hati dan menyimpan dendam terhadap Sandy. Sejak itu, keduanya hidup dalam ketegangan.

Pada 2020, Nanang beserta keluarganya menjual rumah mereka dan pindah ke blok lain di kawasan perumahan TNI-Polri Cibarusah Jaya.

Ketegangan kembali meningkat pada Oktober 2024 saat diadakan rapat penurunan ketua RT di lingkungan tempat tinggal Nanang.

Dalam rapat tersebut, Sandy berteriak saat menyampaikan pendapat. Sandy juga terlibat percekcokan dengan istri ketua RT.

"Lalu, tersangka menegur korban dengan kalimat, ‘Enggak usah teriak-teriak, biasa saja’. Namun, korban memelototi tersangka dan berkata, ‘Lu bukan warga sini, enggak usah ikut-ikutan’," tutur Wira.

Mendengar ucapan Sandy, Nanang hanya diam. Namun, rasa dendam kian memuncak sejak kejadian tersebut.

Keesokan harinya setelah rapat penurunan ketua RT, istri Nanang berinisial Y disomasi oleh Sandy melalui WhatsApp.

Somasi itu berisi tuduhan bahwa Nanang ingin menyerang Sandy saat rapat.

"Mendengar informasi dari istri tersangka tersebut, tersangka tidak menanggapinya. Namun, ini menambah rasa benci tersangka terhadap korban," jelas Wira.

Tragedi terjadi pada Minggu (12/1/2025) sekitar pukul 06.30 WIB, saat Nanang melihat Sandy melintas dengan sepeda motor listrik di pinggir jalan depan rumahnya.

Saat itu, Sandy tiba-tiba meludah sambil menatap Nanang dengan sinis. Hal itulah yang membuat Nanang emosi.

Nanang kemudian mengambil pisau dari kandang ayam dan mengejar Sandy.

Nanang seketika menusuk perut kiri korban sebanyak dua kali. Ketika itu, Sandy masih berada di atas sepeda motor listriknya.

Ketika Sandy berusaha melawan dan melindungi diri, Nanang kembali menusuk bagian pelipis kiri, kepala, dada, dan leher kiri Sandy.

"Pada saat korban ingin lari menyelamatkan diri, tersangka mengejar dan menusuk kembali ke arah punggung kiri korban," tambah Wira.

Setelah penusukan, Sandy ditemukan dalam kondisi bersimbah darah oleh tetangga dan dilarikan ke rumah sakit. Namun nahas, nyawanya tidak tertolong.

Sementara Nanang melarikan diri menggunakan sepeda motor ke arah persawahan menuju Jalan Raya Cibarusah.

"Tersangka melarikan diri dengan cara menumpang beberapa kali kendaraan truk hingga sampai di Kabupaten Karawang,” ujar Wira.

Nanang akhirnya ditangkap oleh Polda Metro Jaya dan Satreskrim Polres Metro Bekasi pada Rabu (15/1/2025).

Penangkapan terjadi di RT 04 RW 09, Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sekitar pukul 10.45 WIB.

Dalam upaya pelariannya, Nanang bahkan meminjam gunting dari sebuah warung untuk memangkas rambutnya agar tidak dikenali.

Atas perbuatannya, Nanang dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan atau Pasal 354 ayat (2) KUHP tentang penganiayaan berat.

Sumber