Pernah Viral, Tempat Wisata Tebing Koja di Tangerang Kini Sepi karena Pungli
TANGERANG, KOMPAS.com - Tempat wisata Tebing Koja Kandang Godzila di Kampung Koja, Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten, mengalami penurunan jumlah pengunjung yang signifikan.
Meskipun pernah viral dan dipenuhi wisatawan beberapa tahun lalu, saat ini lokasi tersebut sepi pengunjung.
Sejumlah faktor diduga menjadi penyebab sepinya pengunjung. Salah satunya, maraknya pungutan liar (pungli) yang terjadi di akses menuju tempat wisata ini.
Tebing Koja, yang merupakan bekas galian pasir yang disulap warga setempat menjadi destinasi wisata, memiliki dinding bekas galian yang menyerupai monster fiksi Godzila.
Saat Kompas.com melakukan kunjungan ke lokasi pada Sabtu (21/12/2024), seorang petugas bernama Aden meminta uang masuk sebesar Rp 5.000 tanpa memberikan bukti tiket.
"Sudah sekitar satu tahun ini tidak banyak pengunjung yang datang. Hanya pada saat akhir pekan saja ada pengunjung yang datang," ungkap Aden.
Dia menambahkan, sebelum pandemi Covid-19, tempat ini selalu ramai dikunjungi.
“Banyak yang bilang pengunjung kapok datang ke sini karena banyak pungli,” kata Aden.
Saat tempat ini viral, sambung dia, oknum-oknum tertentu melakukan pungutan liar di beberapa titik akses. Akibatnya, pengunjung enggan kembali.
“Banyak yang bilang pengunjung kapok datang ke sini karena banyak pungli,” tambah dia.
Meskipun pungli sudah dilarang pemerintah, dampaknya telah membuat reputasi Tebing Koja tercoreng.
Bukti bahwa tempat wisata ini pernah ramai terlihat dari keberadaan tujuh bangunan warung di lokasi, namun hanya satu yang masih beroperasi.
Eni, pemilik warung yang masih bertahan, mengeluhkan sepinya pengunjung.
"Lumayan, kadang ada saja yang datang, kebanyakan dari luar Solear yang penasaran lihat di internet, ke sini naik kereta atau sepeda," ujarnya.
Dalam sehari, sambung Eni, pengunjung yang datang bisa dihitung jari. Kondisi ini berpengaruh pada penghasilannya.
"Kalau pas ramai dulu semua warung buka, saya juga bisa dapat ratusan ribu per hari, sekarang mah kadang sehari aja belum tentu ada yang beli," keluhnya.
Eni juga menambahkan bahwa saat tempat ini ramai, Tebing Koja sempat dikelola oleh warga sekitar, namun kini ditinggalkan.
Hanya Aden yang sesekali datang untuk membersihkan lokasi.
Sementara itu, fasilitas seperti jembatan bambu dan perahu dibiarkan terbengkalai karena sudah rusak dan tidak aman untuk digunakan.
Eni berharap agar tempat ini kembali ramai seperti dulu, sehingga bisa menjadi sumber rezeki bagi warga di sekitar lokasi.