Peternak Pacitan Banting Harga Jual Sapi Terjangkit PMK
PACITAN, KOMPAS.com - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku juga melanda sapi ternak di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Akibatnya, peternak menjual sapi terjangkit dengan harga lebih murah, dan sebagian ada yang mati.
Salah satu peternak sapi bernama Jarwanto (60), di Plelen, Kelurahan Sukoharjo, Pacitan, ikut melakukan hal itu. Sebanyak delapan sapinya terjangkit wabah PMK, dan satu di antaranya mati.
"Dari 30 ekor sapi saya, yang terjangkit ada delapan ekor sapi. Empat ekor sapi terjangkit dan laku dijual, kemudian tiga ekor sapi masih ada, Insya Allah sembuh. Dan yang mati satu," kata Jarwanto, Rabu (08/01/2025).
Menurut Jarwanto, dari 30 ekor sapi miliknya, 8 ekor di antaranya terserang penyakit PMK secara bertahap.
Dengan gejala, terdapat luka melepuh di area mulut, air liur berlebihan, pincang, serta tidak mau makan.
"Kondisi ternak sebelumnya itu sehat-sehat saja. Ternyata, ada sapi yang sakit dan sembuh, terus ada lagi yang mati, terus ada empat lagi, ciri-cirinya ’ngeweh’ (air liur berlebihan), terus dijual," ujar Jarwanto.
Empat sapi milik Jarwanto yang masih menunjukkan gejala tersebut lantas dijual dengan harga jauh lebih murah di bawah semestinya.
Ketika sapi sehat, biasanya satu ekor sapi harganya mencapai Rp 22 juta.
Akan tetapi, ketika sapi terjangkit PMK, harga jual satu ekor sapi turun drastis menjadi Rp 8 juta hingga Rp 11 juta.
"Harganya ya anjlok, kemarin itu laku Rp 11 juta. Ada juga yang Rp 8 juta. Tergantung ukuran sapi dan tingkat keparahan," ucap Jarwanto.
"Harapannya, agar dinas terkait segera mengambil langkah dalam penanganan wabah PMK," sambung Jarwanto.