Peternak Sapi di Banda Aceh Lebih Siap Hadapi PMK dengan Program Vaksinasi
BANDA ACEH, KOMPAS.com – Peternak sapi di Banda Aceh, Ridwan, kini tidak lagi panik mendengar kabar tentang penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kembali merebak di Aceh.
Pengalamannya menghadapi PMK pada tahun lalu membuat dia lebih sigap dalam merawat dan menjaga hewan ternaknya.
"Tahun lalu ada sapi saya yang terkena PMK tapi tidak ada yang mati. Kalau tahun ini belum, kita minta mudahan-mudahan tidak ada yang terkena," kata Ridwan saat ditemui di kandangnya di Gampong Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Rabu (8/1/2025).
Ridwan yang telah menjadi peternak sapi selama 18 tahun mengatakan, pada 2023, ia baru pertama kali mendengar tentang penyakit PMK setelah salah satu sapi miliknya jatuh sakit.
"Terkejut sekali karena tiba-tiba sapi saya sakit, penyakit apa ini, tidak pernah soalnya. Setelah itu karena lihat di televisi baru tahu soal PMK," ujar dia.
Kompas.com/Zuhri Noviandi Petugas dari Dinas Peternakan (Disnak) Aceh melakukan penyuntikan vaksin PMK terhadap sejumlah hewan ternak warga, Rabu (8/1/2025).
Kandang ternak milik Ridwan menjadi salah satu lokasi pertama yang dilakukan vaksinasi PMK oleh Dinas Peternakan (Disnak) Aceh yang dimulai pada hari itu juga.
Ridwan menyatakan, program vaksinasi sangat membantu para peternak dalam mencegah penyebaran PMK. "Program ini baguslah, cepat ditangani sehingga sangat membantu peternak. Tadi yang disuntik itu ada vitamin sama vaksin PMK," ujarnya.
Kepala Disnak Aceh, Zalsufran, mengatakan, vaksinasi sudah dilakukan secara rutin, namun mulai hari ini, vaksinasi dilakukan secara meluas.
"Kemarin kita dapat stok vaksin sekitar 1.000 dosis. Hari ini kita mulai lakukan vaksinasi di Banda Aceh dan Aceh Besar. Besok di Kabupaten Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, dan Aceh Timur," jelas Zalsufran.
Zalsufran menargetkan vaksinasi selesai secepatnya agar tidak ada peternak yang merugi.
"Yang paling penting melakukan pencegahan, melakukan biosecurity, melakukan disinfektan, dan lain sebagainya," katanya.
Meski begitu, Zalsufran menyebutkan bahwa pemerintah pusat masih fokus melakukan vaksinasi di Pulau Jawa, yang menyebabkan beberapa daerah kekurangan pasokan vaksin.
"Mudah-mudahan kita mendapat support untuk membeli vaksin juga. Kita juga berharap ada CSR yang bisa bantu, idealnya 25.000dosis harus bisa tahun ini, harus bisa. Tapi ini tergantung juga pada ketersediaan vaksin," pungkasnya.