Pilu 250 Migran Ditemukan Berdesak-desakan dalam Truk Tujuan AS
Otoritas Meksiko mengumumkan temuan lebih dari 250 migran yang berdesak-desakan di dalam sebuah truk trailer ganda yang melaju ke arah perbatasan Amerika Serikat (AS). Para migran ini diduga akan diselundupkan ke wilayah AS dari Meksiko.
Para agen imigrasi Meksiko yang didukung oleh para personel militer setempat, seperti dilansir AFP, Senin (11/11/2024), mendapatkan temuan itu pada Jumat (8/11) waktu setempat di sebuah pos pemeriksaan di negara bagian Chihuahua yang berbatasan dengan wilayah AS.
Ratusan migran itu, yang berasal dari berbagai negara, telah dipindahkan ke fasilitas imigrasi untuk diperiksa statusnya. Sedangkan pengemudi truk itu diserahkan kepada kantor kejaksaan setempat.
Ribuan migran yang kabur dari kekerasan dan kemiskinan di negaranya, nekat menempuh perjalanan jauh melintasi Meksiko setiap tahunnya demi menyeberangi perbatasan AS demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Seringkali upaya ini dilakukan secara ilegal dengan melibatkan sindikat penyelundup manusia.
Mengangkut migran ilegal yang disembunyikan di dalam truk yang penuh sesak merupakan salah satu metode paling berbahaya yang digunakan oleh sindikat penyelundup manusia.
Tahun 2022 lalu, lebih dari 50 migran meninggal setelah mereka ditinggalkan di dalam traktor-trailer, di tengah cuaca panas terik, yang telah berhasil menyeberangi perbatasan AS-Meksiko dan masuk ke wilayah Texas.
Para migran ilegal lainnya memilih untuk bergabung dengan konvoi karavan, yang melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki, menahan lapar, kelelahan dan menghadapi ancaman geng kriminal setempat.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Kemenangan mantan Presiden Donald Trump dalam pilpres baru-baru ini telah memicu kekhawatiran di kalangan migran bahwa nantinya akan semakin sulit untuk mendapatkan suaka setelah dia resmi menjabat kembali sebagai Presiden AS.
Laporan pemerintah AS menyebut jumlah patroli perbatasan yang mendapati kelompok migran yang menyeberang perbatasan dari Meksiko secara ilegal tercatat menurun menjadi sekitar 54.000 orang sepanjang September lalu, dari angka puncak yang mencapai hampir 250.000 orang pada Desember tahun lalu.
Penurunan jumlah itu terjadi setelah Presiden AS Joe Biden mengeluarkan perintah pada Juni lalu untuk menutup perbatasan bagi para pencari suaka, setelah batas harian tertentu telah tercapai.