Pipanisasi Mahal, Pramono: Harus Ada Distilasi Air Air Bersih di Kepulauan Seribu
JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, menilai pipanisasi air untuk penyediaan air bersih di Kepulauan Seribu tidak lagi efektif dan mengusulkan penggunaan teknologi distilasi air laut sebagai alternatif solusi.
Pramono menjelaskan bahwa pipanisasi memerlukan biaya yang sangat besar sehingga tidak efisien sebagai metode penyediaan air bersih di wilayah tersebut.
Selain distilasi, ia juga mengusulkan pembangunan tempat penampungan air hujan sebagai langkah tambahan untuk mendukung ketersediaan air bersih.
"Jadi kalau air untuk pipanisasi, secara jujur saya harus katakan terlalu mahal. Maka harus ada distilasi, dan kemudian juga di tempat-tempat seperti ini harus ada penampungan ketika air hujan dan sebagainya," ujar Pramono Anung saat kunjungan ke Pulau Lancang, Jumat (8/11/2024).
Lebih lanjut, Pramono, politisi PDIP, menyebut bahwa beberapa pulau di Kepulauan Seribu memiliki sumber air alami yang bisa dikelola untuk kebutuhan warga.
Namun, untuk pulau yang tidak memiliki sumber air, distilasi air laut perlu diterapkan sebagai solusi penyediaan air bersih.
"Kebetulan di beberapa pulau ternyata ada sumber air. Nah, yang ada sumber airnya dikelola secara baik. Tetapi yang tidak ada mulai dipikirkan menggunakan air distilasi. Sekarang teknologinya bukan teknologi yang terlalu advanced lagi," jelas Pramono.