Pj Gubernur Jakarta Sebut Tarif Baru PAM Jaya Paling Murah

Pj Gubernur Jakarta Sebut Tarif Baru PAM Jaya Paling Murah

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi menyebut bahwa tarif baru air minum perpipaan yang diterapkan oleh PAM Jaya di Jakarta merupakan yang paling murah dibandingkan dengan tarif air di kawasan penyangga Jakarta.

"Tarif PAM Jaya itu relatif yang paling kecil, yang paling murah. Bahkan, ketika nanti ada penyesuaian, itu juga masih (paling murah)," ujar Teguh Setyabudi dalam keterangannya, Rabu (1/1/2025).

Meski tarif air minum di Jakarta mengalami penyesuaian dari 17 tahun lalu, kata Teguh, PAM Jaya tetap memiliki tarif yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya di Jabodetabek.

Selain itu, dia mengatakan, penyesuaian tarif tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap inflasi.

Menurutnya, kontribusi air minum perpipaan terhadap inflasi di Jakarta hanya sebesar 0,015 persen.

"Terkait masalah penyesuaian tarif PAM Jaya, banyak pertimbangan yang sudah dilakukan, tidak hanya soal kenaikan tarif yang terakhir terjadi pada 2007," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Teguh mengungkapkan bahwa PAM Jaya tengah mempercepat upaya untuk menyediakan layanan air perpipaan kepada 100 persen warga Jakarta pada tahun 2030 mendatang.

Untuk itu, diperlukan dana yang cukup besar guna membangun ribuan kilometer jaringan perpipaan baru yang akan menjangkau seluruh wilayah Jakarta.

Sebelumnya, Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, mengungkapkan bahwa kenaikan tarif air PAM Jaya mulai Januari 2025 tak berlaku bagi pelanggan yang menggunakan air dengan konsumsi hingga 10 meter kubik (m³).

"Tarif pada kebutuhan 0-10 m³ masih tetap di angka yang relatif sama," ujar Arief dalam keterangan resminya, Kamis (26/12/2024).

Arief mengatakan, tidak semua kelompok konsumen PAM mengalami kenaikan tarif bersih.

Khusus kelompok pelanggan yang masuk dalam kategori KI, tarif untuk penggunaan 0-10 m³ air justru mengalami penurunan.

Adapun PAM Jaya memutuskan untuk menaikkan tarif air lantaran belum pernah mengalami kenaikan selama 17 tahun terakhir.

"Tarif air minum di Jakarta selama 17 tahun terakhir tetap sama. Padahal, biaya untuk memenuhi kebutuhan penyediaan air minum terus meningkat," kata Arief.

Kebijakan kenaikan tarif ini juga menjadi upaya PAM Jaya untuk menjaga kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan air minum pada 2030.

"Ini juga dilakukan demi terwujud 100 persen cakupan air minum bagi seluruh warga Jakarta," kata dia.

Sumber