Pleno Rekapitulasi Suara Pilkada Seram Timur Ricuh, Kantor KPU Dirusak Massa
AMBON, KOMPAS.com - Rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara pilkada di Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, berlangsung ricuh, pada Jumat (6/12/2024) malam.
Kericuhan terjadi setelah pendukung pasangan calon tertentu merasa tidak puas dengan hasil rekapitulasi suara dan protes di depan kantor KPU SBT di Kota Bula.
Aksi protes awalnya berkangsung tertib, namun beberapa saat kemudian situasi mulai tak terkendali.
Massa yang mulai tersulut emosi kemudian menyerang kantor KPU.
Mereka menghujani kantor tersebut dengan batu hingga sejumlah kaca jendela kantor pecah.
Dari video yang beredar, sejumlah massa juga sempat merangsek masuk ke dalam ruangan KPU sambil mengamuk dan melakukan perusakan.
Adapun aparat kepolisian dan TNI yang berjaga di kantor tersebut pun harus lari menyelamatkan diri karena ikut dihujani dengan batu. Sedangkan sebagian aparat berusaha menahan massa di luar kantor KPU.
Akibat kericuhan tersebut, rapat pleno rekapitulasi suara di kantor KPU SBT dihentikan. Para anggota KPU pun dievakuasi oleh aparat.
Ketua Divisi Teknik Penyelenggaraan Pemilu KPU Maluku Almudatsir Sangadji membenarkan adanya insiden tersebut.
"Benar tadi malam ada insiden itu di kantor KPU SBT sekitar jam 10 malam," kata Almudatsir kepada Kompas.com via telepon, Sabtu (7/12/2024).
Almudatsir mengungkapkan, kerusuhan itu terjadi setelah massa pendukung paslon tertentu menyerang kantor KPU dengan batu.
"Iya dari pendukung paslon tertentu yang berada di luar kantor KPU melakukan pelemparan sehingga terjadi chaos," ujarnya.
Sejauh ini, belum ada laporan korban luka dalam insiden itu, namun Almudatsir mengakui kantor KPU SBT mengalami kerusakan.
"Kalau perusakan dari massa betul tapi untuk penyelenggara yang terluka belum ada laporan," katanya.
Setelah kerusuhan tersebut, rapat pleno rekapitulasi suara kembali dilanjutkan siang ini.
"Rekapitulasi sudah dilanjutkan kembali jam 11 siang ini," ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPU Seram Bagian Timur Syahrifudin Faud yang dikonfirmasi Kompas.com secara terpisah mengatakan, rapat pleno rekapitulasi suara sudah dilanjutkan kembali di kantor KPU.
"Rekapitulasi sudah dilanjutkan hari ini untuk tiga kecamatan yakni Kecamatan Werinama, Teor dan Pulau Gorom," kata Syahrifudin via WhatsApp.
Terkait kerusuhan yang terjadi, Syahrifudin mengaku terpaksa mengskorsing rapat pleno karena kantor KPU terus dilempari batu oleh massa.
Ia tidak bersedia menjelaskan alasan massa melakukan protes hingga berujung kerusuhan.
"Saya skorsing karena banyak batu yang dilempari warga masuk ke ruang pleno. Selebihnya saya tidak tahu," katanya.