PLN Dorong Pembangunan Green Enabling Super Grid, Penghubung Sumber EBT

PLN Dorong Pembangunan Green Enabling Super Grid, Penghubung Sumber EBT

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menilai potensi besar sumber renewable energy atau energi terbarukan akan lebih optimal jika tersambung ke pusat kebutuhan energi. 

Direktur Manajemen Risiko PLN Suroso Isnandar mengatakan tak sedikit pusat-pusat energi baru terbarukan di Indonesia yang jauh dari pusat beban atau kebutuhan. 

Untuk itu, PLN memiliki inisiatif pembangunan Green Enabling Super Grid sebagai penghubung sumber EBT ke pusat permintaan.

"Sumber-sumber energi yang renewable energy kita lihat adanya di Kalimantan Utara itu misalnya PLTA Kayan 10.000 megawatt atau 10 gigawatt, bebannya [demand] gak ada, harus dibentuk," kata Suroso dalam Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025, Selasa (10/12/2024). 

Sebagaimana diketahui, proyek PLTA Kayan Cascade saat ini masih terhalang lantaran belum mendapatkan investor strategis baru setelah PT Kayan Hydro Energy (KHE) ditinggal oleh perusahaan asal Jepang, Sumitomo Corporation. 

Pemerintah dan pengembang PLTA Kayan masih terus mencari investor potensial yang dapat menggarap proyek yang digadang-gadang akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara tersebut. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tengah menawarkan proyek tersebut ke investor China. 

Tak hanya di Kalimantan, dia juga mencatat sejumlah potensi sumber energi pembangkit listrik air di Sumatra, sementara pusat beban permintaan ketenagalistrikan masih banyak berpusat di Jakarta. 

Kondisi tersebut yang menjadi alasan pemanfaatan potensi energi baru terbarukan (EBT) masih minim di kisaran 1-3 gigawatt (GW), sementara merujuk pada data Kementerian ESDM potensi EBT di Indonesia mencapai 3.600 GW. 

"Karena itu adanya mismatch antara pusat-pusat energi terbarukan skala besar dengan pusat beban energi mau tidak mau kita harus membangun namanya Green Enabling Supergrid," ujarnya. 

Menurut dia, lewat pembangunan supergrid tersebut akan menjadi solusi dari transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emission 2060. Pasalnya, pembangunan transmisi berupa Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) menjadi tantangan besar hingga saat ini. 

Pembangunan saluran listrik tersebut tidak mudah dari sisi tantangan sosial lantaran seringkali terganjal kondisi lingkunga, perizinan dan lainnya. Kendati demikian, PLN akan menginisiasi untuk pembangunan Green Enabling Supergrid dengan panjang dua kali lipat dari eksisting.  

"70 tahun kita merdeka, kita membangun transmisi sudah 75.000 km circuit. 15 tahun ke depan Kita harus membangun 70.000 km circuit lagi kalau kita mau transisi energi. Double, jadi usahanya harus memang double dan ini adalah bagaimana kita bisa meng-connect-an," tuturnya.

Sumber