PLN IP Gandeng Perusahaan Jepang Guna Kembangkan Potensi Panas Bumi di Indonesia
Bisnis.com, JAKARTA - PLN Indonesia Power (PLN IP) menggandeng perusahaan panas bumi asal Jepang, INPEX Geothermal untuk kerja sama studi dan pengembangan bersama potensi panas bumi di Indonesia. Kerja sama ini dilakukan saat The 8th Indonesia Japan Energy Forum (IJEF) 2024 di Bali.
Langkah ini menjadi bukti komitmen PLN IP 7 untuk mendorong pengembangan energi panas bumi di Indonesia guna mendukung pencapaian kemandirian energi nasional yang dicantumkan dalam visi “Asta Cita” yang dicanangkan Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Direktur Utama PLN Indonesia Power mengatakan, PLN Indonesia Power memiliki peran besar dalam mengembangkan energi hijau untuk mengakselerasi transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Salah satu terobosan yang dilakukan korporasi adalah menjalin kerja sama dengan pihak yang memiliki kompetensi dan pengalaman seperti INPEX Geothermal.
"INPEX Geothermal memiliki pengalaman yang cukup lama dalam mengembangkan energi panas bumi. Dengan adanya kerja sama ini, kami dapat lebih meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan panas bumi," kata Edwin dalam keteranganya, Sabtu (7/12/2024).
Edwin mengungkapkan, salah satu kerja sama PLN Indonesia Power dengan INPEX Geothermal meliputi studi dan pengembangan bersama energi panas bumi. Dengan adanya kolaborasi ini Edwin meyakini PLN Indonesia Power dapat lebih agresif dalam mengembangkan energi panas bumi di Tanah Air.
Edwin melanjutkan, Pemerintah telah mencanangkan swasembada energi dalam salah satu visi "Asta Cita", hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan energi yang dimiliki Indonesia dengan potensi terbesar, yaitu Panas Bumi.
Di sisi lain, PLN Indonesia Power juga terus wujudkan komitmennya dalam mengembangkan energi tersebut dengan misi perusahaan menjadi Geothermal Top Global Player.
"Misi PLN Indonesia Power sebagai Geothermal Top Global Player ini menjadi semangat kami, terlebih potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia sangat besar dan pemanfaatannya masih belum optimal," ungkap Edwin.
Upaya Indonesia dalam mengurangi emisi karbon juga sejalan dengan komitmen yang saat ini digaungkan oleh Pemerintah Jepang.
Deputy Commissioner for International Affairs Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Japan, Masanori Tsuruda menyampaikan bahwa Perdana Menteri Shigeru Ishiba pada bulan Oktober 2020 mendeklarasikan Upaya Jepang dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 46 persen pada tahun 2030 dan hingga nol pada 2050.
"Jepang akan terus berupaya keras dalam tantangannya untuk memenuhi tujuan mulia dalam mengurangi emisi global. Untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2050, Jepang akan mengakselerasi transisi energi, mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan. Hal ini akan kita lakukan melalui berbagai jalur," ujar Masanori.