PM Denmark Ungkap Situasi Serius Usai Trump Ingin Beli Greenland

PM Denmark Ungkap Situasi Serius Usai Trump Ingin Beli Greenland

Perdana Menteri (PM) Denmark mengatakan bahwa pernyataan provokatif Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang pengambilalihan kendali atas Greenland telah menyebabkan situasi "serius". Situasi itu belum terselesaikan melalui panggilan telepon antara kedua pemimpin tersebut.

Seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2025), Trump yang akan menjabat pada tanggal 20 Januari menolak mengesampingkan intervensi militer untuk membawa Terusan Panama dan Greenland–yang merupakan wilayah otonomi Denmark–di bawah kendali AS.

Tepat sebelum Natal, Trump mengatakan bahwa "demi tujuan Keamanan Nasional dan Kebebasan di seluruh Dunia, Amerika Serikat merasa bahwa kepemilikan dan kendali atas Greenland merupakan kebutuhan mutlak".

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan pada Kamis (16/1) bahwa Trump tidak menarik ancaman untuk memukul negara Skandinavia itu dengan tarif untuk mencapai tujuannya, selama panggilan telepon selama 45 menit sehari sebelumnya.

"Ini adalah situasi yang serius," katanya dalam jumpa pers. "Amerika Serikat telah menyatakan bahwa, sayangnya, kita bisa menemukan diri kita dalam situasi di mana kita bekerja lebih sedikit bersama daripada yang kita lakukan saat ini di bidang ekonomi," kata Frederiksen, yang sedang bersiap untuk bertemu dengan para pemimpin perusahaan terbesar Denmark.

Dalam sebuah pernyataan, kantor Frederiksen mengatakan pada Rabu (15/1) bahwa dia memberi tahu Trump "bahwa terserah Greenland sendiri untuk memutuskan kemerdekaan" selama panggilan telepon mereka.

Frederiksen juga merujuk pada komentar Perdana Menteri Greenland Mute Egede "bahwa Greenland tidak untuk dijual," menurut pernyataan itu.

Egede pada Senin (13/1) mengatakan bahwa wilayah itu terbuka untuk hubungan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat, penyiar publik Greenland KNR melaporkan.

Trump pertama kali mengklaim bahwa dia ingin membeli Greenland pada tahun 2019 selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden–tawaran yang dengan cepat ditolak oleh Greenland dan Denmark.

Sumber