Polemik Plang Dilarang Beri Makan Kucing di Gading Kirana, Bagaimana Etikanya?

Polemik Plang Dilarang Beri Makan Kucing di Gading Kirana, Bagaimana Etikanya?

JAKARTA, KOMPAS.com - Terpasangnya plang bertuliskan ‘dilarang memberi makan kucing’ di depan perumahan Gading Kirana, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, telah menarik perhatian publik pada Minggu (5/1/2025).

Polemik ini bermula dari meningkatnya jumlah orang yang memberi makan kucing di sepanjang Jalan Gading Kirana selama setahun terakhir, sehingga populasi kucing di wilayah tersebut semakin bertambah.

Namun, peningkatan populasi kucing ini membawa dampak negatif.

Warga mengeluhkan bekas makanan kucing dan kotoran yang sering berceceran di jalan, yang membuat lingkungan menjadi tidak nyaman.

Lambat laun, banyak warga yang merasa terganggu, sampai akhirnya sepakat untuk memasang plang "dilarang memberi makan kucing".

"Ada latar belakangnya, ada komplain dari para warga," ungkap Wakil RW 08, Kelapa Gading Timur, Benjamin Frans, saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (8/1/2025).

Setelah dipasang, plang tersebut menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh seorang konten kreator dengan akun Instagram @doniherdaru.

Video tersebut telah ditonton oleh 1,2 juta pengguna Instagram dan memicu berbagai komentar, terutama dari pencinta kucing yang merasa marah.

Pada Selasa (7/1/2025), sekelompok orang yang mengatasnamakan Komunitas Pencinta Kucing mendatangi Perumahan Gading Kirana dan mencopot paksa plang tersebut.

Mereka juga melakukan mediasi dengan pengurus RW 08, meminta agar tidak ada lagi larangan memberi makan kucing jalanan di sekitar Gading Kirana.

Pengurus RW 08 akhirnya setuju untuk tidak memasang plang tersebut kembali dan mengizinkan pemberian makanan kucing, asalkan dilakukan dengan pendampingan petugas keamanan dan bekas makanan dibersihkan.

"Deal-nya kami minta boleh aja kasih makan kucing asal ditemani petugas keamanan dan bekasnya dibereskan lagi," ungkap Benjamin.

Niat memberikan makanan untuk kucing liar memang baik. Namun, jika niat baik itu dilakukan di sembarang tempat dapat membawa dampak buruk bagi lingkungan.

Banyak warga Gading Kirana mengeluhkan pemberian makanan kucing yang tidak teratur bisa mengganggu lingkungan mereka.

Makanan itu menyebabkan sisa makanan tercecer di jalan, menarik perhatian lalat, dan membuat lingkungan terlihat kotor.

"Kasihan petugas kebersihan kami, karena habis kasih makan ditinggal gitu aja, itu bekasnya acak-acakan," tambah Benjamin.

Kondisi ini juga mengundang lebih banyak kucing-kucing berkumpul di wilayah tersebut, sehingga kotoran mereka pun berserakan.

Selain itu, banyak warga yang merasa dirugikan akibat mobil mereka sering lecet karena kucing yang naik di kap mesin.

"Kejadian mobil baret, kucing kan suka naik di kap mesin," ucap Benjamin.

Petugas kebersihan di Gading Kirana juga kena getahnya. Mereka harus bekerja ekstra setiap harinya membersihkan kotoran kucing yang berserakan.

"Warga komplain, ‘mbak ini kok enggak dibersihin?’ Saya jawab ‘sudah, setiap pagi saya nyapu, saya dibersihin’," ucap petugas kebersihan bernama Ayu kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).

"Warga jawab lagi ‘ya, tapi ini kok masih ada mbak?’ ya, namanya kucing dari mana-mana," ucap Ayu menambahkan.

Meski sudah setiap hari dibersihkan, masih saja ada warga yang menyalahkan para perugas kebersihan karena kotoran kucing.

Ayu menyarankan, agar pemberian makan bisa di satu titik saja agar kotoran dan sisa bekas makanannya bisa lebih mudah ia bersihkan juga.

Menanggapi polemik ini, Pendiri Yayasan Rumah Singgah Clow Bimbim mengatakan, tidak ada larangan khusus untuk memberi makan kucing. 

Namun, ia menekankan memang tidak boleh dilakukan di depan rumah orang karena takut terganggu dan mengotori.

"Sebenarnya, untuk larangan itu tersendiri hanya untuk lingkungan tertentu seperti di depan rumah warga memang tidak boleh," tambah Bimbim.

Meski tak ada aturan tertentu dalam memberi makanan kucing jalanan, Bimbim juga mengingatkan kepada cat lovers untuk berbuat bijak terhadap lingkungan.

Ia berharap, para cat lovers yang memberikan makan kucing tetap menjaga kebersihan lingkungan.

"Kita harus memberikan edukasi ke masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan," ungkapnya.

Bimbim juga mengingatkan agar cat lovers tidak terlalu banyak memberi makan kucing supaya sisa makanannya tidak mengotori lingkungan.

"Karena kalau tidak habis kena hujan atau berceceran di jalan kan akan mengotori," tambah dia.

Pasalnya, kata Bimbim, meski niat baik memberi makan kucing, namun tidak memperhatikan kebersihan lingkungan maka tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan juga.

 

Sumber