Polisi Bakal Periksa Oknum Guru SMP di Bogor Pukul Siswa
Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus oknum guru sekaligus wali kelas, diduga aniaya siswa SMP di Kota Bogor. Polisi akan memeriksa oknum guru tersebut.
"Masih dalam proses penyelidikan. (Status guru) masih terlapor," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi, Kamis (31/10/2024).
"Kalau untuk tindak lanjut terkait kejadian di sekolah itu, penganiayaan anak, kemarin kita sudah lakukan pemanggilan kepada saksi-saksi atau korban. Kemudian, memang didapatkan beberapa petunjuk untuk mengarah ke Undang-Undang Perlindungan Perempuan dan Anak," imbuhnya.
Aji mengatakan pihaknya akan terlebih dahulu meminta keterangan pihak sekolah untuk menggali informasi terkait dugaan penganiayaan yang dialami korban. Selanjutnya, polisi bakal memeriksa oknum guru.
"Untuk agenda selanjutnya kita akan memanggil dari pihak sekolah, baik itu kepala sekolahnya atau pun guru-guru yang bisa memberikan kesaksian, atau membuat terang kejadiannya seperti apa," kata Aji.
"Untuk terduga pelaku, mungkin terakhir ya, Kita panggil (terlapor) setelah runut kesaksiannya, baru kita akan panggil yang bersangkutan. Kita akan mempertanyakan yang bersangkutan, untuk mempertanggungjawabkan-kesaksian yang disaksikan oleh para saksi," sambungnya.
Seperti diketahui, oknum guru SMP berinisial E dilaporkan ke polisi karena diduga aniaya siswa kelas III SMP berinisial L (14). Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Senin (21/10).
Ayah kandung siswa korban pemukulan Muhamad Umar (39) mengatakan pemukulan terjadi di majelis sekolah. Korban diduga dipukul karena mengobrol di majelis.
"Alasannya itu, jadi anak saya itu ngobrol di majelis di belakang kursi sama temen-temennya. Karena anak saya sebagai ketua kelas, kemudian dipanggil lah sama wali kelasnya itu," kata Umar ditemui di Polresta Bogor Kota.
"Sambil dijewer, ‘kamu sebagai ketua kelas harusnya kasih contoh yang baik sama temen-temennya, mau (dijewer) lagi nggak?’ Terus dijawab ’nggak’ sama anak saya, terus malah langsung dihajar sampai pingsan," sambungnya.
Umar menambahkan kegiatan belajar di SMP tersebut tidak hanya mengutamakan pendidikan formal. Siswa juga diminta melanjutkan belajar agama hingga menjelang sore hari.