Polisi Olah TKP Selidiki Penyebab Kebakaran Maut Pabrik Bekasi
Penyebab kebakaran yang menewaskan 9 orang di pabrik pakan ternak di Jalan Kali Abang Tengah, Kota Bekasi, masih diselidiki. Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki kebakaran tersebut.
"Iya olah TKP, kerja untuk mencari titik apinya dan apa penyebab kebakaran itu dilakukan oleh TKP secara ilmiah oleh ahlinya yaitu tim dari Puslabfor Bareskrim Polri," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Rabu (6/11/2024). Ade Ary mengatakan damkar memerlukan asesmen berulang kali di lokasi kebakaran untuk memastikan ada-tidaknya potensi munculnya kembali api di lokasi.
"Karena berdasarkan informasi yang diterima penyelidik bahwa dengan lokasi yang begitu luas di TKP kebakaran itu, butuh asesmen dilakukan pengecekan berulang-ulang oleh rekan-rekan dari Damkar selaku ahlinya. Melihat apakah ada potensi titik api lainnya. Apakah proses pendinginan sudah selesai apa belum," imbuhnya.
Kemudian asesmen juga dilakukan untuk melihat faktor keamanan. Misalnya apakah bangunan tersebut rawan runtuh atau tidak.
"Kemudian apabila orang datang ke TKP dalam hal ini penyelidik dan tim Puslabfor yang akan melakukan olah TKP, akan nggak TKP ada potensi keruntuhan dan lain sebagainya," tuturnya.
Ade Ary menyebut pihak kepolisian akan mengusut tuntas kebakaran tersebut. Termasuk mencari tahu penyebab kebakaran.
"Kerja untuk mencari titik apinya dan apa penyebab kebakaran itu dilakukan oleh TKP secara ilmiah oleh ahlinya yaitu tim dari Puslabfor Bareskrim Polri," terangnya.
Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati menerima 11 kantong jenazah dan 1 kotak body part korban kebakaran pabrik pakan ternak di Jalan Kali Abang Tengah, Medan Satria, Kota Bekasi. Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi mengatakan tes DNA menjadi kemungkinan pilihan utama untuk identifikasi korban.
"Dengan kondisi korban yang terbakar, pemeriksaan DNA merupakan metode yang kemungkinan menjadi pilihan utama. Untuk mengungkap identitas para korban, di mana sampel DNA yang terkumpul sebanyak 23 buah sampel DNA postmortem yang kita ambil dari 11 kantong jenazah dan 1 buah wadah kotak berisi body part. Kemudian kita ambil juga 12 sampel DNA pembanding antemortem dari 9 keluarga yang melaporkan," kata Ahmad Fauzi dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (2/11).
Fauzi mengatakan kondisi jenazah tak bisa diidentifikasi secara visual. Dia menuturkan identifikasi harus dilakukan dengan cara ilmiah.
"Saya nggak bisa membuka secara detail, yang jelas kondisi korban saat ini tidak bisa kita lagi identifikasi secara visual. Dan kita membutuhkan metode-metode yang bersifat ilmiah, sehingga kita mengecilkan kemungkinan kesalahan," ujarnya.
Simak Video Sederet Fakta Kebakaran Pabrik di Bekasi yang Menewaskan 9 Orang
[Gambas Video 20detik]