Polres Nabire Didesak Umumkan Uji Lab Kematian Perawat RSUD Deiyai
JAYAPURA, KOMPAS.com - Keluarga korban mendesak pihak Kepolisian Resor (Polres) Nabire, Kepolisian Daerah Papua Tengah, segera mengumumkan hasil uji laboratorium terkait kematian Norlince Pekei.
Norlince merupakan suster bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deiyai, Provinsi Papua Tengah. Dia diduga meninggal akibat keracunan makanan dan lauk dibeli di Pasar Pagi, Kelurahan Bumi Wonorejo, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Kamis (2/1/2024).
Sekembali dari pasar, korban bersama anak-anaknya menyantap nasi goreng dan ikan yang baru saja dibeli.
“Setelah makan, istri saya mengeluh sakit di bagian ulu hati, lalu mencret hingga tak sadarkan diri," ungkap suami korban, Ferry Pakage, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (12/1/2025).
Kemudian, Ferry membawanya ke IGD RS Nabire. Sampai di IGD, ia meminta supaya istrinya segera dipasang oksigen karena istri sudah tak sadarkan diri.
Tak lama kemudian, istri mengembuskan napas terakhir dengan busa yang keluar dari mulut dan hidung.
“Kata petugas medis saat itu, istri saya keracunan,” ujarnya meniru ucapan tim medis.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Deiyai, saat ini kasus kematian tak wajar sang istri langsung dilaporkan keluarga ke Polres Nabire dan Polda Papua Tengah.
Selain itu, kesepakatan keluarga korban dan Kepala Pasar Pagi Bumi Wonorejo, pasar ditutup sementara terhitung Senin-Sabtu (6-11/1/2025) akibat kematian tak wajar itu.
“Pihak Polres Nabire juga menyampaikan kepada kami, keluarga korban, akan berkomitmen mengungkap peristiwa kematian tak wajar istri saya yang diduga kuat meninggal akibat keracunan usai mengkonsumsi nasi goreng dan ikan yang baru dibeli di pasar,” ucap Ferry.
Menurut ferry, sampai saat ini keluarga almarhumah juga masih menunggu informasi dari pihak Polres mengenai hasil uji laboratorium sampel makanan yang sudah dikirim ke RS Bhayangkara Jayapura.
"Keluarga mendesak agar hasil lab segera diumumkan Polres Nabire guna mencegah ketersinggungan keluarga atas peristiwa kematian tak wajar tersebut," papar Ferry.
Ferry menegaskan, hingga saat ini dia dan keluarga besar, baik di Deiyai maupun Nabire, masih menunggu hasil sampel makanan dari RS Bhayangkara Jayapura pihak Polres Nabire.
Jika dalam waktu dekat belum ada kejelasan hasil uji laboratorium RS Bhayangkara Jayapura, pihaknya mendesak agar diambil alih rumah sakit lain supaya segera diungkap apa yang merenggut nyawa perawat RSUD Deiyai tersebut.
“Kalau sengaja dibuat molor oleh pihak-pihak tertentu, kami akan adukan kasus kematian tak wajar ini agar dibuka ke publik," kata Ferry.
"Saya tegaskan, kasus ini saya bersama keluarga adukan kepada Presiden Republik Indonesia, Mabes Polri, atau Komnas HAM RI. Kematian tak wajar istri saya membuat kami sangat marah dan terpukul," sambung Ferry.