Polsek Wawonii Tengah Andalkan Grup FB Tangkal Hoaks di Daerah Pedalaman
Di era digital saat ini, informasi dengan mudahnya dapat tersebar melalui internet, termasuk informasi yang tidak benar atau hoaks. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah yang sulit dijangkau atau di daerah pedalaman, seperti Konawe Kepulauan (Pulau Wawonii), Sulawesi Tenggara.
Faktor geografis maupun infrastruktur yang belum memadai menjadikan akses masyarakat Wawonii terhadap informasi yang benar masih terbatas. Masyarakat lebih sering mengandalkan informasi dari media sosial, grup WhatsApp, atau mulut ke mulut, yang rentan terhadap hoaks.
Kondisi ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi pihak kepolisian di Wawonii, terutama bhabinkamtibmas yang memang bertugas membina masyarakat dan menjaga kondisi kondusif di desa.
Bhabinkamtibmas Polsek Wawonii Tengah Rezkiawan mengungkapkan tren bermedia sosial memang tak luput dari munculnya berita hoaks. Belum lama ini, ia menangani kasus berita hoaks terkait pencemaran nama baik akibat perselisihan paham antar warga.
"Yang pernah ditangani di sini terkait masalah pencemaran nama baik sesama teman. Tapi karena ada selisih (paham), akhirnya yang satu ini membuat apa statement di Facebook bahwa temannya ini perempuan nakal, tanpa adanya bukti," kata Rezkiawan kepada detikcom beberapa waktu lalu.
"Setelah itu, temannya ini tidak terima, lalu datang melaporkan di sini. Karena di Polsek tidak ada alat untuk dan fungsi cyber, jadi kami arahkan ke Polda," lanjutnya.
Manfaatkan Media Sosial untuk Tangkal Hoaks
Mencegah berita hoaks beredar di daerah pedalaman diakui Rezkiawan tak mudah. Namun, pihaknya berinisiatif untuk membuat grup Facebook Polsek guna menangkal hoaks di masyarakat.
Melalui grup ini, ia sering membagikan berita-berita terkini terkait kondisi di Wawonii maupun Kota Kendari hingga imbauan untuk masyarakat agar bijak bersosial media.
"Kalau ada hoaks, masyarakat langsung diedukasi. Kami juga berikan edukasi pemahaman terkait masalah bersosial media yang santun seperti itu melalui Facebook," ucapnya.
Rezkiawan mengatakan grup Facebook tersebut baru dibuat sekitar satu tahun silam. Sebelumnya, ia lebih sering terjun langsung untuk memberikan edukasi ke masyarakat. Terlebih sebelum internet masuk di wilayahnya, di mana ia harus pergi ke pantai untuk mencari sinyal.
"Kami di sini, tersentuh internet kurang lebih baru 4 tahun. Jadi kami sebelum ada internet itu larinya ke pantai. Di sana, ada tempat-tempat tertentu yang ada sinyal. Dan di situ rame sekali, masyarakat sering kumpul untuk cari jaringan internet," ungkapnya.
"Jaringan internetnya itu dia mengambilnya dari Konawe Selatan. Karena Wawonii ini berhadapan dengan kabupaten Konawe Selatan. Jadi makanya kami di situ sering kumpul," lanjutnya.
Namun, sejak hadirnya bantuan BAKTI Aksi (Akses Internet) dari ari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), ia tak perlu lagi pergi jauh untuk mencari sinyal.
Pekerjaannya sebagai bhabinkamtibmas pun juga dimudahkan berkat hadirnya akses internet. Mengingat pihaknya bisa dengan mudah berkoordinasi dengan masyarakat di desa, bahkan unit reskrim di Polsek.
"Untuk daerah-daerah di pelosok-pelosok itu sangat tersentuh dan bermanfaat dengan masuknya Bakti Aksi khususnya kami di Polsek Wawonii Tengah," ucapnya.
"Kalau ada pengaduan itu dari unit reskrim itu sangat terbantu sekali dengan adanya internet BAKTI Aksi karena setelah dilakukan penerimaan (pengaduan masyarakat), atau pelayanan kepolisian itu bisa langsung dilakukan penguploadan untuk memberitahukan ke Polres," pungkasnya.
Pemanfaatan media sosial yang dilakukan Polsek Wawonii Tengah menjadi bentuk perubahan dari hadirnya internet bagi masyarakat di daerah pedalaman. Seiring munculnya berbagai berita hoaks, kehadiran akses internet kini memudahkan pihak kepolisian untuk mengedukasi masyarakat agar bijak bermedia sosial.
detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengadakan program Tapal Batas untuk mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, dan pemerataan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!