[POPULER JABODETABEK] 34 Polisi dari Polda Metro Jaya Dimutasi Imbas Kasus Pemerasan Penonton DWP | Cerita Porter di Stasiun Gambir, Pernah Bawakan Koper 50 Kilogram Dibayar Rp 10.000
JAKARTA, KOMPAS.com - Berita populer Jabodetabek sepanjang Kamis (26/12/2024) diisi oleh berita mengenai 34 polisi dari Polda Metro Jaya yang dimutasi akibat kasus dugaan pemerasan penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024.
Berita lainnya yang banyak menarik perhatian pembaca Kompas.com adalah tentang seorang asisten rumah tangga di Cipete, Jakarta Selatan, yang mencuci mortir hasil temuannya sebelum disimpan di dalam kamar.
Sementara itu, kisah Ramin, seorang porter di Stasiun Gambir, yang pernah membawa koper seberat 50 kilogram tetapi hanya dibayar Rp 10.000, juga menjadi sorotan.
Berikut ini paparan tiga berita populer Jabodetabek tersebut
Sebanyak 34 anggota Polda Metro Jaya dimutasi menyusul laporan dugaan pemerasan yang dilakukan 18 polisi terhadap penonton DWP 2024. Informasi terkait mutasi ini tercantum dalam surat telegram (TR) bernomor ST/429/XII/KEP.2024, yang ditandatangani oleh Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Muh. Dwita Kumu Wardana.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, mengonfirmasi keberadaan surat telegram tersebut yang memuat daftar nama 34 anggota polisi yang dimutasi.
“Benar,” kata Ade Ary Syam saat dihubungi pada Kamis (26/12/2024). Rotasi ini dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan terkait dugaan pemerasan terhadap penonton DWP 2024 asal Malaysia.
Baca selengkapnya di sini.
Sebuah kejadian mengejutkan terungkap di sebuah rumah kosong di Cipete, Jakarta Selatan, yang melibatkan seorang asisten rumah tangga (ART) bernama Mulyono Suprapto (45). Mulyono melaporkan penemuan dua benda menyerupai mortir yang ia temukan di gudang rumah milik mendiang majikannya.
Meski penemuan tersebut terjadi pada Juli 2024, laporan baru disampaikan kepada pihak berwenang pada 24 Desember 2024. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa Mulyono awalnya tidak mengenali dua benda tersebut sebagai mortir.
Setelah menemukannya, Mulyono bahkan mencuci benda yang diduga mortir itu menggunakan sabun dan sikat kawat.
"Setelah menemukan dua benda yang diduga mirip mortir di gudang, ia mengambilnya dan mencuci menggunakan sabun serta sikat kawat," ujar Ade Ary pada Rabu (25/12/2024). Mulyono mengira benda tersebut hanyalah pajangan biasa dan tidak mengetahui bahwa benda itu berpotensi membahayakan.
Baca selengkapnya di sini.
Ramin (56) telah menjalani profesi sebagai porter di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, selama hampir dua dekade. Ia mulai bekerja sebagai porter pada 2005, tepat 19 tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, Ramin menghadapi berbagai suka duka dalam pekerjaannya.
Salah satu pengalaman yang paling diingatnya adalah menerima bayaran yang sangat kecil meskipun telah bekerja keras. Ia pernah hanya diberi Rp 10.000 setelah mengangkat koper seberat sekitar 50 kilogram.
"Pernah angkat koper berat sampai 50 kilogram, paling kecil dibayar Rp 10.000," ungkapnya saat ditemui di Stasiun Gambir, Selasa (24/12/2024).
Meskipun begitu, Ramin tetap merasa bersyukur atas penghasilan apa pun yang diterimanya dari penumpang kereta api. Ramin menjelaskan bahwa tarif yang bergantung pada kerelaan penumpang membuat pendapatannya tidak menentu setiap hari. Ada penumpang yang membawa barang ringan tetapi memberikan bayaran cukup besar, sementara yang lain membayar seadanya.
Ia bahkan pernah menerima uang dari seorang penumpang yang tidak meminta bantuannya untuk membawa koper atau tas.
Pada musim liburan, penghasilan Ramin biasanya meningkat. Selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, pendapatannya naik sekitar 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam sehari, ia bisa membawa pulang Rp 200.000 hingga Rp 250.000. Namun, Ramin tidak bisa bekerja setiap hari karena sistem shift di stasiun.
"Jadi ada dua shift gitu, jam 8.00 pagi-8.00 pagi lagi kerjanya, besoknya libur. Jadi, satu hari kerja, satu hari libur," jelasnya.
Baca selengkapnya di sini.